Rabu, 24 Februari 2010

MAKNA BENCANA ALAM


Manusia diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk mengelola dengan baik bumi dan seluruh isinya supaya bumi memberi buah bagi kehidupan manusia. Seiring waktu, manusia menjadi mahluk yang mengabaikan hukum keadilan, menebang pohon tanpa menanam lagi, membunuh hewan tanpa memikirkan sirkulasi keseimbangan lingkungan. Manusia telah menjadi hakim yang tidak adil atas alam. Lebih parah lagi manusia menjadi kejam terhadap sesamanya, demi kepentingan pribadi atau kelompok mereka mampu “memakan” sesamanya tanpa merasa bersalah. Hukum Tuhan adalah hukum keadilan. Jika manusia tidak lagi bersikap adil, maka bumi bisa memberi peringatan supaya manusia sadar. Contohnya pada zaman Nuh, ketika manusia hatinya cenderung berbuat jahat, mengabaikan peringatan Nuh, dan menganggapnya gila, maka air bah benar-benar datang mengenggelamkan bumi. Demikian juga yang terjadi dikota Sodom dan Gomora, ketika masyarakatnya berprilaku jahat dan bebal akan hukum-hukum Tuhan, maka turunlah hujan api dan belerang yang memusnahkan kota itu.

Kenapa Indonesia beberapa tahun ini bertubi-tubi tertimpah musibah? Ada apa dengan semua ini? sudah banyak doa yang dinaikkan oleh banyak golongan dan seruan pertobatan nasional dikumandangkan, tetapi disana-sini masih terdengar berita pejabat korupsi, penyelundupan yang merugikan negara, proyek-proyek yang tidak memberikan banyak manfaat bagi rakyat kecil tetap bermunculan, dan sudah menjadi rahasia umum sejak lama orang Kristen dinegeri ini sering dianggap sebagai warga pendatang, diperlakukan tidak adil, dan sewenang-wenang. Dengan memakai RUU SKB 2 menteri atau revisi SKB 2 menteri sebagai payung hukum, ada banyak aturan yang sulit dipenuhi untuk mendirikan tempat ibadah, khususnya jika orang Kristen hidup sebagai masyarakat minoritas didaerah tertentu. Hal ini terasa aneh, mengingat beribadah kepada Tuhan adalah hak asasi setiap manusia. Kenapa negara harus ikut membatasi dan mengatur tempat ibadah? Selain itu bukankah RUU tersebut sudah sangat jelas bertentangan dengan UUD 45 pasal 29.

Bulan April ada satu gereja lagi yang ditutup di Jabar dan tidak diberi solusi untuk 70 warga Kristen yang tidak tahu harus beribadah kemana. Hingga tahun 2006, sudah lebih dari 1000 gereja yang ditutup atau dibakar dinegeri ini. Apakah ini tindakan yang adil? Begitu juga dengan RUU Sisdiknas, diberbagai daerah, ada banyak sekolah yang tidak menyediakan guru agama Kristen. Bahkan, gereja sebagai tempat anak-anak belajar mengenal Tuhan dan hukum-hukum-Nya, ditutup oleh massa dengan paksa tanpa adanya solusi. Apakah kehadiran gereja lebih menakutkan dibandingkan dengan anak-anak kehilangan nilai-nilai moral karena tidak adanya pendidikan agama sejak dini? anehnya, sekolah-sekolah Kristen atau Katolik harus menyediakan tempat ibadah bagi satu saja muridnya yang beragama lain.

Pancasila dan UUD 45 sebagai nafas hidup berbangsa dan bernegara, yang telah dengan susah payah diletakkan oleh para pendiri bangsa ini sebagai alat pemersatu kemajemukan bangsa, secara perlahan nilai-nilainya digeser oleh munculnya RUU dan Perda baru. Akan dibawa kemana bangsa ini? Kemajemukan bangsa sebagai keindahan harmonisnya masyarakat Indonesia perlahan-lahan dinodai oleh keinginan kelompok-kelompok tertentu. Bagaimanakah hidup kita sebagai umat percaya di negeri ini? Sudakah kita menjadi terang dan garam bagi lingkungan kita? Ataukah kita hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain? umat Tuhan diajarkan untuk berbuat baik kepada sesamanya, bahkan meskipun dirinya diperlakukan tidak baik. Apakah kita juga telah bersikap adil dan bijak menghadapi berbagai persoalan disekitar kita? Janganlah kita hanya bisa menuntut orang lain bersikap adil dan bijak sementara kita sendiri hidup dengan cara yang ceroboh.

Musibah demi musibah yang kita alami seharusnya membuat kita merenung dan intropeksi diri. Apakah semua ini merupakan ujian iman, ataukah…? Marilah dengan berani kita belajar untuk bercermin dan minta kepada-Nya untuk memberi kekuatan, supaya kita dapat hidup sesuai kehendak-Nya. Kita berdoa untuk korban-korban bencana alam, kiranya diberi ketabahan menghadapi semua musibah. Meskipun kita sedih melihat banyaknya manusia yang menjadi korban, namun kita tidak dapat menyangkal bahwa Dia tetap Tuhan yang adil, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya. Adil Engkau, Engkau yang ada dan sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Wahyu 16:5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search Engine

Pengikut

Artikel Populer