Rabu, 24 Februari 2010

RAHASIA KESEHATAN DALAM ALKITAB

Tahun 1936, Elmer A. Josepshon, seorang pendeta Baptis, mengidap berbagai macam penyakit: kandung kemih. Wasir, ginjal, rematik, dan lainnya, satu yang paling parah, ialah kanker perut. Sering dalam 10 hari ia tidak dapat minum air, karena setiap kali menelan air, ia pasti muntah. Karena itu, kesehatannya merosot dengan pesat. Rasa sakit diperut yang menyiksa sering timbul, sehingga bila ia sedang mengemudikan mobil, ia terpaksa meminggirkan mobilnya dan berseruh kepada Tuhan. Ia tahu umurnya tidak panjang. Ada kalanya rasa sakit itu menjalar dibagian tubuh yang lain. Kandung kemihnya sakit. Rematik menyebabkan ia tidak dapat tidur pada malam hari. Ia tidak bisa berjalan tanpa merasa sakit dikedua pinggulnya. Setiap alat tubuhnya, seperti pencernaan dan ginjal, seakan-akan tidak bekerja lagi. Bahkan kuku dan rambutnya pun tidak mau tumbuh lagi. Penderitaan batinnya pun tak terhingga.

Berbagai cara pengobatan telah dicobainya, obat tradisional, obat paten, obat dari dokter yang mahal, didoakan Hamba Tuhan yang percaya kesembuhan Ilahi. Semuanya tidak berhasil. Dalam keadaan putus asa, ia teringat akan raja hizkia yang berpaling kedinding dan berdoa, dan Allah telah memperpanjang umurnya 15 tahun lagi (2 Raja-raja 20:1-11). Elmer A. Josepshon berpaling kepaqda Firman Allah, dan menuruti segala perintah-Nya. Seperti hizkia, ia pun menjadi sehat, dan diperpanjang umurnya sampai lebih dari 40 tahun. “Disampaikan-Nya Firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur (Mazmur 107:20).

Firman Allah berisi rahasia bagaimana kita dapat hidup sehat dan kuat. Tetapi banyak orang yang tidak mengetahuinya. Maka banyak orang yang menderita sakit lalu mati. Mengingat hal itu penting untuk diketahui umat Allah, maka ia menulis buku yang berjudul “God’s Key To Health And Happiness” (Kunci Allah untuk membuka kesehatan dan kebahagiaan). Hal pertama dari Firman Allah yang telah menyelamatkan jiwa dan memulihkan kesehatannya, ialah peraturan mengenai makanan yang terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama.

HUKUM MAKANAN

Dalam Imamat 11 kita dapat membaca peraturan (hukum) mengenai makanan. Lalu Allah berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya kepada mereka: “Katkanlah kepada orang Israel begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang kaki empat yang ada diatas bumi (Imamat 11:1-2). Selanjutnya dijelaskan binatang yang boleh dimakan dan binatang yang tidak boleh dimakan. Adapun binatang yang tidak boleh dimakan adalah:

1. binatang yang berkaki empat, yang tidak berkuku belah dan memamah biak, seperti unta dan kelinci (memamah biak, tetapi tidak berkuku belah) dan babi (berkuku belah, tetapi tidak memamah biak)

2. binatang dilaut yang tidak bersisik dan bersirip, seperti kepiting, udang, siput (kerang), belut, dsb

3. burung rajawali, gagak, elang, burung hantu, camar, bangau, kelelawar, dsb

4. segala banatang yang merayap dan serangga, kecuali belalang

5. juga katak (kodok), bunglon, biawak, dan tikus

binatang lain yang tidak termasuk kategori diatas boleh dimakan, karena oleh Tuhan dipisahkan (dikuduskan) untuk menjadi makanan kita.

· Bagaimana dengan sayur-sayuran dan buah-buahan? Sudah barang tentu boleh dimakan, sebab tidak termasuk dalam daftar larangan tersebut.

· Apakah larangan itu masih berlaku bagi orang orang Kristen? Ada yang berpendapat bahwa larangan itu adalah hukum Taurat, dan orang Kristen tidak lagi hidup dibawahnya. “sebab dengan mati-Nya sebagai manusia, Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya” (Efesus 2:15a).

· Benarkah hukum Taurat seluruhnya tidak berlaku lagi bagi orang Kristen? Kalau begitu, kita sekarang boleh membunuh, berzinah, mencuri, dsb? Tentu tidak! Sepuluh Hukum tetap berlaku bagi kita. Bahkan Tuhan Yesus sendiri berkata: “Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya…satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Matius 5:17-18; Roma 3:31).

TIGA MACAM HUKUM TAURAT

1. Hukum Taurat yang berhubungan dengan moral (akhlak, susila, etika) dirangkum dalam 10 tahun (Keluaran 20:1-17; Ulangan 5:7-21)

2. Hukum Taurat berhubungan dengan makanan (Imamat 11; Ulangan 14:3-21)

3. Hukum Taurat yang berhubungan dengan upacara, seperti dalam tabelnakel Musa (Keluaran 25-40; Kitab Imamat)

Upacara dalam tabernakel, semuanya telah digenapi dan diwujudkan dalam Yesus. Dan inilah Hukum Taurat satu-satunya yang tidak berlaku lagi bagi kita. Kini ada Perjanjian Baru yang mengatur hubungan manusia dengan Allah. Kita yakin bahwa hukum Taurat yang berhubungan dengan moral (10 hukum) masih berlaku sampai sekarang. Tetapi bagaimana hukum Taurat yang berhubungan dengan makanan: apakah masih berlaku? Banyak hamba Tuhan yang tidak bisa menjawab, apakah hukum Taurat masih berlaku atau tidak (jawabannya sering tidak konsekuen), karena banyak yang masih belum mengerti bahwa hukum Taurat ada 3 bagian.

Banyak orang mengatakan hukum Taurat mengenai makanan sudah tidak berlaku dengan mengemukakan 1 Timotius 4:3-5 “mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh Firman Allah dan doa”.

1. apakah yang dimaksud dengan makanan yang diciptakan Allah? Apakah kucing termasuk? Tentu tidak! makanan yang diciptakan Allah ialah makanan yang disediakan Allah bagi manusia (Imamat 11)

2. “Orang yang percaya dan telah mengenal kebenaran” menyatakan suatu yang penting disini, yang dimaksudkan dengan kebenaran ialah Firman Allah, dan Firman Allah pada waktu itu (sebelum ada Perjanjian Baru) yang dimaksud pasti Perjanjian Lama. Jadi yang dimaksud oleh Rasul Paulus adalah Imamat 11

3. “Semuanya itu dikuduskan Oleh Firman Allah dan doa” baik melalui kata aslinya dalam bahasa Ibrani maupun Yunani, kata dikuduskan artinya dipisahkan. Firman Allah mana yang ‘memisahkan atau menguduskan’ makanan kalau bukan Imamat 11 dan Ulangan 14:3-21. jadi yang dimaksud dengan semuanya, itu bukan berarti semua-muanya atau apa saja, tetapi semata-mata yang tidak termasuk dalam kaqtegori binatang-binatang yang najis.

Bila kita mengabaikan tiga pertimbangan diatas, maka kita akan terjerumus kedalam penafsiran yang tidak masuk akal. Jika semuanya diartikan binatang apa saja, maka anda harus siap dan konsekuen untuk menerima dengan pengucapan syukur sate cicak, sup tikus, dll. Sebenarnya yang dilarang Rasul Paulus ialah jangan melarang orang makan makanan yang halal (yang diciptakan Allah dan dikuduskan untuk makanan kita). Hanyalah karena ada orang yang merasa “haram” untuk makan daging yang dijual dipasar, sebab ada anggapan bahwa daging yang dijual dipasar dipersembahkan kepada berhala (1 Korintus 10:25-31).

Jadi makanan yang diperbolehkan Allah untuk dimakan manusia, janganlah kita melarang untuk dimakan. Semuanya yang halal (yang telah dikuduskan atau dipisahkan) untuk dimakan manusia, itulah yang patut kita terima dengan pengucapan syukur. Kisah Para Rasul 10: banyak orang yang mennganggap dalam pasal dikitab ini adalah kejadian yang menyatakan (ditafsirkan) orang Kristen boleh makan makanan yang najis. Dari judulnya kita pasti mengerti kalau itu bukan berbicara mengenai makanan tetapi berbicara mengenai Kornelius, orang yang dianggap najis oleh bangsa Yahudi pada waktu itu. Baca dengan teliti seluruh Kisah Para Rasul 10, maka akan mengerti yang dimaksud. Baca juga pasal 11: 1-18.

Markus 7:19b, Yesus menyatakan semua makanan halal. Amin! Memang semua makanan (yang dimaksud oleh Yesus adalah makanan yang dikuduskan Allah seperti dalam Imamat 11) adalah halal, tetapi ingat bukan semua yang dapat dimakan (kucing, tikus dapat dimakan) adalah makanan. Baca Kisah Para Rasul 15:29; Roma 14:1-3).

JELASLAH APA YANG DAPAT DIMAKAN DAN YANG TIDAK DAPAT DIMAKAN OLEH MANUSIA. SEMUANYA TERTUANG DIDALAM ALKITAB. JIKA KITA MELAKUKAN SEMUA YANG DIPERINTAHKAN OLEH TUHAN, MAKA UMUR KITA AKAN PANJANG.

Sebagai contoh mengapa Tuhan melarang manusia makan babi, sedangkan babi merupakan makanan yang lezat dan banyak orang yang menyukainya?

Menurut penelitian, dalam daging babi terdapat banyak cacing pita. Dr. Goldborough menulis artikel mengenai cacing pita dimajalah Reader’s Digest (maret 1950). Cacing pita dalam babi ini sangat kecil dan hampir transparan, hingga dengan menggunakan microskop pun kalau bukan seorang ahli akan sukar menemukannya. Berbagai macam penyakit bersumber dari cacing pita. Kita juga sering mendengar orang alergi (gatal-gatal), keracunan udang, kepiting, kerang. Lebih banyak orang mati keracunan udang, kerang, kepiting daripada rokok. Kita belum mengerti sepenuhnya mengapa Allah memisahkan bagi kita binatang yang boleh kita makan dan binatang yang tidak boleh kita makan. Tetapi walaupun belum mengerti, bukankah lebih baik menuruti Firman-Nya.

SIM McMillen, seorang dokter, menulis buku berjudul “NONE OF THESE DISESES”. Berdasarkan penelitiannya dalam bidang kedokteran dan Alkitab, ia membenarkan janji Allah kepada bangsa Israel bahwa mereka tidak akan mengalami sakit penyakit, jika mereka taat kepada perintah-perintah Allah.

"Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."

(keluaran 15:26).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search Engine

Pengikut

Artikel Populer