Rabu, 20 April 2011

Mengapa Alkitab diterjemahkan dan Direvisi ?

Oleh : Swinggly Tatawi

Sebenarnya ini sudah menyangkut Pelajaran Theologia,,tapi tak apalah disinggung disini..Mengapa Alkitab tidak dipertahankan dalam bahasa aslinya saja untuk mengurangi kesalahan penerjemahan? Seringkali ada penerjemahan yang kurang tepat sehingga harus melihat dulu dari bahasa aslinya baru tahu yang dimaksud itu seperti apa. Yang jadi masalah adalah banyak keyakinan yang timbul, yang terkadang menimbulkan kontroversi, padahal ayat tersebut diambil dari ayat berbahasa Indonesia yang artinya kurang begitu tepat kalau dilihat dari bahasa aslinya. Bagaimana bila kasus seperti ini terjadi pada teman-teman seiman yang tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa asli alkitab ?

Sebenarnya penerjemahan Alkitab direstui bahkan didorong oleh Tuhan, Nabi, Imam, Yesus dan para Rasul, karena merupakan tradisi firman Tuhan sendiri. Perlu diketahui bahwa bahasa lbrani berkembang, baik kata-kata, gramatika, maupun kegunaannya, ada kalanya menjadi bahasa `mati' (tidak digunakan dalam percakapan) dan kemudian digunakan sebagai bahasa `hidup' (percakapan). Ketika Perjanjian Lama dalam bahasa lbrani sudah tidak dimengerti umat, Ezra menerjemahkannya ke dalam bahasa Aram (Targum, Neh.8:2-9), kemudian Imam Besar Eliezer merestui dan mengirimkan penerjemah untuk menerjemahkan naskah lbrani PL ke dalam bahasa Yunani (LXX). Ketika hari Pentakosta, Roh Kudus sendiri menerjemahkan firman Tuhan ke banyak bahasa (Kis.2:4), dan PB ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan lbrani. Firman Tuhan adalah hidup dan tidak dibatasi bahasa manusia. Bila kita ingin menghindari penerjemahan dan kembali ke bahasa Alkitab, resikonya sama yaitu orang yang mempelajari bahasa asli Alkitab belum tentu mengertinya sama, karena itu lebih baik, sekalipun tidak sempurna, penerjemahan dilakukan oleh kumpulan spesialis yang ahli teologi dan bahasa agar ada keseragaman, dan mempelajari bahasa asli dapat merupakan penambahan pengertian yang saling melengkapi. Terjemahan Alkitab selalu terbuka akan perbaikan untuk lebih memperjelas artinya dan disesuaikan dengan perkembangan bahasa terjemahannya. Kita jangan menjadikan firman Tuhan sebagai mati dalam keterbatasanAlkitab, namun dalam keterbatasannya itu kita menganggapnya cukup untuk membawa kita kepada iman akan Yesus yang adalah Messias dan agar kita hidup dalam Nama-Nya (Yoh. 20:30-31).

Diluar 66 kitab, ada kitab-kitab lain yang tidak dimasukkan dalam kanonisasi. Bagaimana proses kanonisasi tersebut dilakukan ? Apa standar yang digunakan, sehingga bisa memilah ini kitab yang benar, itu kitab yang salah? Apakah kanonisasi yang sekarang masih terbuka terhadap masuknya kitab yang baru ? Misalnya nanti ada temuan arkeologis salah satu kitab masa para rasul, lalu apakah akhirnya kitab tersebut boleh kita tambahkan pada kanon sekarang? Mengapa kita yang protestan tidak menerima kitab-kitab yang termasuk dalam Deuterokanonika dalam Alkitabnya teman-teman kita yang Katolik ?

KANON ALKITAB adalah hasil proses sejarah yang disahkan melalui konsensus para bapa gereja. Dalam hal PL, para Imam Yahudi dan keluarga Masoretlah yang menyusun konsensus kanon lbrani di Jamna (ca-90). Kanon Alkitab tidak dihasilkan oleh pertemuan pemimpin agama tetapi merupakan proses sejarah yang kelihatannya dipimpin Roh Kudus dan baru persidangan pemimpin agama mensahkannya. Demikian juga halnya dengan proses sejarah kanon PB sampai disahkan dalam konsensus para Bapa Gereja. Kanon sudah tertutup dan tidak perlu ditambah lagi, dan bukan kebetulan kalau ucapan rasul Yohanes pada Why. 22:18-21 dijadikan 'Penutup' bukan saja kitab Wahyu tetapi seluruh Alkitab. Umat Kristen tidak menerima deuteronomika Roma Katolik, karena kitab-kitab itu tidak diterima dalam kanon Yahudi dan Yesus juga tidak menggunakannya sekalipun Yesus menggunakan kitab Septuaginta (LXX) yang digunakan di Sinagoge dan oleh umat Kristen pada abad pertama.

Ada beberapa pendapat yang dijadikan doktrin, yang menyatakan Alkitab tidak bisa salah termasuk dalam setiap katanya. Bagaimana menyikapinya ?

Memang dalam sejarah gereja ada pandangan yang disebut sebagai Inerrancy (ketidak bersalahan) Alkitab, ada yang mengatakan tidak bersalah dalam semua hal baik hal iman maupun pengetahuan, ada yang mengatakan tidak bersalah dalam hal-hal iman sekalipun bisa bersalah dalam hal-hal non-iman, bahkan ada yang mengatakan ketidak bersalahan itu pada setiap kata-katanya, dan ada yang menambahkan setidak-tidaknya dalam bahasa aslinya. Bila kita menghayati hakekat Alkitab sebagai firman Allah (yang tidak terbatas) yang diilhamkan kepada manusia (yang terbatas), maka kita tidak perlu mengikat firman Allah yang kekal dengan Alkitab yang terbatas, namun kita juga jangan lari kepada ekstrim lain seakan-akan firman Allah bisa juga dijumpai di luar Alkitab. Alkitab sudah cukup namun harus disadari keterbatasannya sebagai karya sastra manusiawi yang ingin mengungkapkan kebenaran Allah yang tidak terbatas itu, itulah sebabnya kita perlu mempejari teologi agar makin mengerti akan kebenaran Allah yang tidak terbatas di balik keterbatasan manusia itu. Membatasi firman Allah sebagai 'tidak bersalah setiap kata- katanya baik dalam hal iman maupun pengetahuan' merupakan tindakan gegabah karena kekurang pengertian akan hakekat ilham ilahi. Demikian juga doktrin yang menyebutkan seakan-akan 'Alkitab benar setiap kata-katanya dalam bahasa aslinya' itu sama halnya dengan mengakui bahwa terjemahan itu ada salahnya, padahal selama ini gereja dan umat Kristen bertumbuh diatas dasar Alkitab terjemahan!

Kontradiksi Kitab 2 samuel 17:25 dan Lukas 24:42

Oleh : Swinggly Tatawi

2 samuel. 17 : 25

Absalom telah mengangkat Amasa menggantikan Yoab untuk mengepalai tentara. Amasa adalah anak seorang yang bernama Yitra, seorang Ismael yang telah memperisteri Abigal binti Nahas, saudara perempuan Zeruya ibu Yoab.

17:25 And Absalom made Amasa captain of the host instead of Joab: which Amasa [was] a man's son, whose name [was] Ithra an Israelite, that went in to Abigail the daughter of Nahash, sister to Zeruiah Joab's mother.

Fakta pertama:
Alkitab bahasa Indonesia tidak diterjemahkan dari Alkitab berbahasa Inggris.

Fakta Kedua:
Yitra adalah keturunan Ismael yang menjadi warga negara kerajaan Israel karena perkawinan campurannya dengan Abigail yang bangsa Israel.


Prove 1, Yitra adalah keturunan Ismael:

1 Tawarikh 2:17
"Abigail melahirkan Amasa dan ayah Amasa ialah Yeter, orang Ismael itu."
Kalau kamu lihat seluruh pasal2 itu, maka akan tampak jelas kalau sudut pandangnya adalah sudut pandang dari garis keturunan, sesuai dengan bunyi ayat pertama pasal itu: "Inilah anak-anak Israel: Ruben, Simeon..."

FYI, Kitab Tawarikh memang menekankan status keturunan, karena latar belakang kitab ini ditulis pada masa pembuangan di Babel oleh Ezra sekitar tahun 450 SM, setelah kerajaan Isrel terpecah 2 (sekitar tahun 930 SM) yaitu Israel di Utara dan Yehuda di selatan. Kerajaan Israel berakhir pada tahun 722 SM dengan ditaklukkan oleh Asyur. Sementara kerajaan Yehuda sendiri pada tahun 589 SM jatuh ketangan Babel dan penduduknya dibuang ke Babel. Jadi pada waktu Ezra menuliskan kitab Tawarik, kerajaan Israel telah lama lenyap.

Itulah sebabnya dalam Kitab Tawarikh, Yitra ditulis sebagai orang Ismael yang mengacu kepada keturunan.

Prove 2, Yitra adalah warga negara Israel:

2 Samuel 17:25
ITB:
Absalom telah mengangkat Amasa menggantikan Yoab untuk mengepalai tentara. Amasa adalah anak seorang yang bernama Yitra, seorang Ismael yang telah memperisteri Abigal binti Nahas, saudara perempuan Zeruya ibu Yoab.

Septuaginta:
kai ton amessai katesthsen abessalwm anti iwab epi thv dunamewv kai amessai uiov androv kai onoma autw ioyor o israhlithv outov eishlyen prov abigaian yugatera naav adelfhn sarouiav mhtrov iwab

Perhatikan kata "israhlithv" yang sebenarnya berasal dari kata "israhl", dan karena perubahan itu, kata tersebut jadi memiliki arti:
"an Israelite, one of the nation of Israel, a name to be held in honour" (Strong's Greek Dictionary).
Jadi yang dimaksud di sana adalah sudut pandang status kewarga negaraannya / nationality-nya.

Kitab Samuel sendiri menekankan pada suatu kebangsaan / nationality karena latar belakang penulisannya pada waktu kerajaan Israel sedang menjadi kerajaan besar dan belum terpecah 2. Jadi nama Israel lebih mengacu pada kerajaan / negara. Sedangkan jika berbicara sebagai suku bangsa lebih mengacu pada nama ke 12 suku bangsa Israel. Yitra hidup pada masa raja Daud pada saat kerajaan Israel sedang berada dalam masa kegemilangannya.

Itulah sebabnya dalam Kitab Samuel dia ditulis sebagai orang Israel yang lebih mengacu kepada warga negara Israel.

Jadi terjemahan ITB dan terjemahan Inggris yang kamu kutip adalah bukan masalah karena toh kedua2nya benar, yaitu perbedaan sudut pandang (ITB dari sudut pandang keturunan, sementara satunya dari sudut pandang kewarga negaraan).
Hanya saja, aku sendiri lebih prefer jika ITB kemudian mengikuti terjemahan Septuaginta yang sudah ada 2 abad SM.

Kenapa sampe saya kutip juga dari tawarikh ??Aku kutip Tawarikh itu buat ngerti latar belakang sejarah..

Dalam LUKAS 24:42 yang paling kuno, bunyi ayatnya sebagai berikut:
> "Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng dan sarang
> madu sedikit,"
> Sekarang, dalam Alkitab berbahasa Indonesia dan Asia Timur lainnya,
> kalimat "dan sarang madu sedikit" dalam ayat tersebut SUDAH
> DIHILANGKAN, sehingga bunyi ayatnya menjadi sebagai berikut:
> "Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng."

> Jawab:
> Dalam bahasa Ibrani ada huruf yang fungsinya sebagai kalimat "menurut
> anggapan orang" (mungkin seperti tanda petik dalam bahasa Indo)
> Dalam Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, pengertian seperti
> itu dihilangkan.
> Yang ada perubahan TATA BAHASA INDONESIA.

> Ikan goreng disana dimakan dengan madu. Fungsinya sama seperti kecap
> di Indonesia. Dalam TERJEMAHAN, keterangan seperti itu tidak ditulis
> karena sudah diketahui secara umum.
Adalah penting untuk membaca Alkitab secara Keseluruhan...

* Lukas 24:42

KL 1863, Maka dia-orang kasih sama Toehan sapotong ikan goreng dan sapotong sarang madoe.
KL 1870, Maka diberikanlah olih mareka-itoe sapotong ikan goreng dan sedikit sarang lebah.
KJV, And they gave him a piece of a broiled fish, and of an honeycomb.
TR, οι δε επεδωκαν αυτω ιχθυος οπτου μερος και απο μελισσιου κηριου
Translit Interlinear, "HOI DE {tetapi} EPEDÔKAN {mereka memberikan} AUTÔ {kepada-Nya} IKHTHUOS {ikan} OPTOU {goreng} MEROS {bagian} KAI {dan} APO {dari} 'MELISSIOU KÊRIOU' {sarang madu}"

LAI TB, Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng
NIV, They gave him a piece of broiled fish,
WH, οι δε επεδωκαν αυτω ιχθυος οπτου μερος
Translit Interlinear, "HOI DE {tetapi} EPEDÔKAN {mereka memberikan} AUTÔ {kepada-Nya} IKHTHUOS {ikan} OPTOU {goreng} MEROS {bagian}"


ALKITAB BAHASA INDONESIA (LAI) mengikuti naskah UBS/WH yang tidak memasukkan 'KAI APO MELISSIOU KÊRIOU', "dan dari sarang madu".


KETERANGAN :


Perjanjian Baru Yunani dewasa ini terdiri atas dua versi, versi Textus Receptus (TR) yang menjadi dasar penerjemahan dari King James Version (KJV) berasal dari manuskrip Byzantium atau manuskrip Barat;
kemudian versi UBS (United Bible Society) yang sebagian besar berasal dari versi kumpulan WH (Westcott & Hort) dan menjadi dasar penerjemahan dari NIV (New International Version).
Alkitab LAI menggunakan dua sumber ini, dan jika Anda temukan ungkapan dalam Alkitab BAHASA INDONESIA/LAI dengan tanda kurung, itu berarti terdapat dalam naskah TR tetapi tidak ada dalam naskah UBS..

Textus Receptus : oi <3588> {T-NPM} de <1161> {CONJ} epedwkan <1929> (5656) {V-AAI-3P} autw <846> {P-DSM} icyuov <2486> {N-GSM} optou <3702> {A-GSM} merov <3313> {N-ASN} kai <2532> {CONJ} apo <575> {PREP} melissiou <3193> {A-GSN} khriou <2781> {N-GSN}

WH : oi <3588> {T-NPM} de <1161> {CONJ} epedwkan <1929> (5656) {V-AAI-3P} autw <846> {P-DSM} icyuov <2486> {N-GSM} optou <3702> {A-GSM} merov <3313> {N-ASN}

Ikan goreng disana dimakan dengan madu. Fungsinya sama seperti kecap
> di Indonesia. Dalam TERJEMAHAN, keterangan seperti itu tidak ditulis
> karena sudah diketahui secara umum.....

Dengan kata lain k'lo di indonesia,,misalnya kamu makan coto makasar,,didalamnya terdapat daging,,hati,,dll yg termasuk dalam bumbu,,tetap kan kamu cuma pesan coto..nggak perlu diterangkan lagi isinya pada si penjual,,karena memang komposisi coto sudah diketahui secara umum..

Dalam bahasa asli memang ditambah dengan kata sarang madu atau lebah..karena memang disana komposisi ikan dimakan pake itu..

Dalam proses terjemahan,bahasanya lebih disederhanakan dengan tidak mengurangi maksud dari isi kalimat yg ada..,kalo anda katakan itu merubahmungkin konteksnya tidak tepat..karena pengertian merubah itu menyangkut isi kalimat dan maksud kalimat.. disini kan maksudnya tidak berubah..tetap makan nasi sama ikan,,

Mungkinkalo di indonesia,,makan nasi putih atau merah pake ikan goreng atau bakar..tetap makan nasi pake ikan...

Benang Merah dari Kitab Kejadian sampai Wahyu

Oleh : Charles Mengga

pada Intinya Umat muslim mempersalahkan Torat dan Injil. Kristus dan Paulus,...
Jika kita ingin memahami alkitab secara utuh,.. tariklah benang merah dari Kitab Kejadian sampai Wahyu.

saya tarik,................ :)

Pada mulanya alkitab bercerita ttg Penciptaan,. Saya sebut sebagai zaman KESUCIAN. pada Zaman ini, derajat Manusia berada pada posisi yang sama dengan Allah. "KUDUS"
Zaman kesucian berakhir pada Kejadian 3 dimana Manusia jatuh dalam Dosa dan terlempar jauh dari hadapan Allah (disini awal dari perjalanan panjang Manusia dan Alkitab).

Zaman selanjutnya disebut zaman ADAM dimana Adam menjadi terkutuk bersama seluruh keturunannya termasuk saya dan anda. zaman Adam berakhir pada petaka Air Bah dan selanjutnya masuk pada Zaman NABI NUH yang gagal pada sejarah Menara Babel.
Sesudah Nabi Nuh, Allah memanggil Seorang ABRAHAM,. disebut Zaman ABRAHAM. pada Zaman ini, janji KESELAMATAN digaungkan dan SUNAT diteguhkan sebagai TANDA PERJANJIAN bagi "ISRAEL", ISHAK diakui sebagai ANAK PERJANJIAN. Zaman ABRAHAM tercoreng dengan Petaka Sodom dan Gomora.

Berikutnya Allah memanggil seorang Keturunan Abraham yang bernama MUSA nabi besar Israel namanya disebut dimulai dari Kitab KELUARAN. pada Zaman ini Allah menyatakan HUKUM-NYa atas dosa dalam HUKUM TORAT sehingga Zaman ini disebut ZAMAN TORAT mulai dari Kitab KELUARAN sampai pada Kitab akhir Perjanjian Lama. Pada zaman TORAT ini Allah benar2 MENEGUHKAN ISRAEL sebagai Bangsa Pilihan-Nya. Segala bangsa, kaum dan suku di luar Israel adalah KEKEJIAN bagi Allah Israel. Korban Bakaran, Korban penghapusan dosa dll ditetapkan di Zaman ini. Pada zaman ini pula Israel tidak mampu menjawab Hukum TORAT, sehingga segala korban yang dipersembahkan Israel berbalik menjadi KEKEJIAN pada Allah mereka. Kasih Perjanjian-Nya dengan Abraham orang saleh itu, Allah pun ingin mengangkap kembali manusia dan menghapus segala pelanggaran2 manusia. Karya Penebusan pun dirancang, kedatangan Mesias digaungkan oleh para Nabi Israel. Mesias yang harus mati untuk MENEBUS dosa Israel,. TANPA KORBAN SEMBELIHAN tidak mungkin ada PENEBUSAN. seluruh Kitab para Nabi dan Kitab Mazmur bernubuat tentang kedatangan seorang NABI BESAR seperti MUSA sebelum kedatangan MESIAS yang digenapi dengan hadirnya YOHANES PEMBAPTIS di awal Perjanjian Baru.

Hadirnya Yohanes menutup Zaman TORAT sekalipun HUKUM TORAT masih diberlakukan (karena HUKUM TORAT tidak bisa ditiadakan sebelum semua nubuat digenapi). Masuk pada Zaman TRANSISI yang berakhir pada munculnya YESUS ALLAH yang HIDUP yang TURUN dalam rupa manusia (peristiwa pembaptisan dlm kitab Injil)
Mulailah ZAMAN INJIL yang merupakan ZAMAN penggenapan TORAT sampai pada Puncak Pengorbanan KRISTUS di Golgota. TORAT digenapi, TORAT ditiadakan (AKU datang bukan untuk meniadakan HUKUM TORAT tapi untuk menggenapinya. satu iota pun tidak akan ditiadakan sebelum semuanya digenapi kata Mesias) TORAT digenapi, tidak ada lagi korban penebusan dosa, korban bakaran dll karena Anak Domba Allah sudah disembelih sekali untuk selama-lamanya. Dosa dihapus, Torat digenapi dan ditiadakan, Zaman INJIL ditutup.

zaman Injil ditutup karena kedegilan Israel yang menolak kasih karunia Allah sehingga kasih karunia itu diberikan kepada semua orang yang terpanggil dalam nama Kristus. masuk pada Zaman KASIH KARUNIA yang dimulai pada Matius 28 "kepada-Ku telah diberikan kuasa di bumi dan di sorga, karena itu pergilah jadikan semua bangsa murid-Ku,............"

Zaman Kasih Karunia, berita penebusan disebarkan ke seluruh bangsa, kerajaan Allah datang utk pertama kalinya di muka bumi dengan lahirnya Gereja Mula2 di hari Pentakosta dalam Kitab Para Rasul (menggenapi nubuatan Mesias "di antara yang hadir disini ada yang tidak akan mati sebelum Kerajaan Allah itu datang"). Zaman Kasih Karunia berlaku terus sampai detik ini yang nanti ditutup pada Kitab Tesalonika, sangkakala ditiup, Umat pilihan dianggap Menyongsong Mesias di Udara. dan masuk pada Zaman 7 tahun sensara di Kitab Wahyu. anti kristus berkuasa penuh, iblis merongrong bumi sampai genap Firman itu. seterusnya masuk pada ZAMAN damai selama 1000 tahun, iblis ditahan utk sementara waktu, orang percaya memerintah dlm damai di bumi disebut KERAJAAN 1000 TAHUN dalam kitab wahyu. pada akhirnya Bumi dilipat, Manusia dihakimi di depan TAHTA PUTIH dalam kitab wahyu. Yang benar dan sudah ditebus oleh Kristus akan mendapat bagian di KOTA KUDUS YERUSALEM BARU dan yang tidak benar di lempar ke dalam perapian yang bernyala-nyala kekal hingga kekal. Alkitab selesai dibahas,........

"Aku Yesus telah mengutus malaikat-malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini. bagi jemaat-jemaat Aku adalah tunas yaitu Keturunan Daud Bintang Timur gilang gemilang"

AMIN,.. Terpujilah Allah dalam Kristus Yesus dan Roh Kudus Yang sudah Menebus dan Memanggil serta Menetapkan saya dalam Perjamuan Anak Domba Allah di dalam Firdaus.

Kamis, 14 April 2011

Mana Mushaf Quran yang Asli ?

Tulisan ini adalah hasil revisi dan pengembangan lebih lanjut dari tulisan yang pernah diposting oleh sdr. brw dan bersumber dari karya tulis Professor Hossein Modarresi dari Princeton University, New Jersey, Amerika.
Beliau meneliti hasil karya ulama-ulama kuno mulai dari kumpulan hadis Bukhari Sahih (816 M – 870 M), Muslim Sahih (828 M – 883 M), Tirmidhi Sunan (824 M – 892 M), Ibn Maja Sunan (824 M – 887) dan Abu Dawud Sunan (817 M – 889 M) hingga era Suyuthi (1445 M – 1505 M). Selain itu Prof Modarresi juga mengutip dari hasil karya Arthur Jeffrey.

Beberapa hasil karya ulama kuno yang dikutip adalah dari :

Ahmad Ibn Hanbal
Hidup 780 M –855 M,
Seorang ahli hukum dan ahli agama.
Salah satu karya utamanya adalah Musnad yang merupakan koleksi hadis.

Muhammad Ibn Sa’d
Lahir di Basrah 783 M dan meninggal tahun 845 M. Belajar agama dari Muhammad ibn Umar al-Waqidi. Dalam pencariannya terhadap ilmu, Ibn Sa’d belajar hingga ke Kufa dan Madina. Otoritasnya diakui oleh ulama belakangan yaitu : Ibn Hajar, adh-Dhahabi, al-Khatib al-Baghdadi dan Ibn Khallikan.

Abd Allāh ibn Muslim ibn Qutayba
Lahir 835 M dan meninggal 898 M. Seorang penghafal hadis, ahli bahasa dan orang yan g sangat terpelajar. Namun ulama-ulama kuno berbeda dalam pandangan mereka terhadap Ibn Qutayba. Suyuthi menyatakan Qutayba dapat dipercaya dan memiliki pengetahuan luas.

Ibnu Jarir at Tabari
Lahir di Thabrastan tahun 839 M, meninggal di Baghdad 932 M. Seorang ahli sejarah yang terkemuka, ahli tafsir dan seorang imam. Kitab tafsirnya telah menjadi rujukan bagi segala ulama tafsir.

Ibn al Nadim
Mengarang buku yang sangat terkenal yaitu Fihrist yang berisi ulasan tentang buku-buku kuno Islam yang ditulis sebelumnya. Buku ini diselesaikannya pada tahun 987/988 M. Meninggal pada 17 September 995

Imam Al Bayhaqi
Abu Bakr Ahmad ibn al-Hussayn al-Bayhaqi, seorang imam dan memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentang hadis. Lahir di Bayhaq (Asia Tengah) tahun 1006 M.

Abi Bakr ibn Faraj al Qurtubhi
Lahir di Kordoba tahun 1093 M, meninggal di Maushul tahun 1172 M. Seorang pakar tafsir yang terkenal dan sangat menguasai ilmu qiraat dan hadis.

Ibn Asakir
Ibn `Asakir al-Dimashqi al-Shafi`i al-Ash`ari (lahir 1121 M – meninggal 1193 M), adalah seoram imam dan penghafal hadis dan sejarawan dari Damascus yang sangat terpercaya. Mulai belajar agama saat berusia 6 tahun.

Imam Ibn Kathir
Namanya Abul Fida Ismail ibn Abi Hafs Shihabuddin Omar ibn Kathir ibn Daw ibn Kathir. Lahir di Busra (Syria) tahun 1302 M, meninggal 1373 M. Mengarang kitab tafsir yang diakui oleh muslim sebagai satu yang terbaik.

Badruddin Zarkashi
Mengarang buku yang sangat terkenal yaitu al Burhan fi Ulum al Qur’an pada tahun 1345 M

Jalaludin as Suyuthi
Lahir 1445 M dan meninggal 1505 M. Seorang imam, ahli penyelidik yang ternama, hafizh yang terkemuka, pakar sejarah dan ahli bahasa Arab. Telah menulis lebih dari 500 buku.

Terlihat bahwa sumber-sumber yang digunakan oleh Prof Modareshi adalah sumber-sumber yang sangat valid.


1. KLAIM HEBAT MUSLIM

Muslim senantiasa menyatakan bahwa :
• Al-Qur’an yang sekarang adalah sama persis dengan apa yang diterima oleh nabi SAW.
• Telah dihafalkan dengan sempurna oleh sangat banyak sahabat-sahabat nabi SAW.
• Tidak pernah ada kesalahan dalam penulisannya
• sangat cermat dalam penyusunannya

Apakah klaim tersebut benar? Ataukah hanya perwujutan keimanan yang membuta saja?

Uniknya jika dibaca dari tulisan-tulisan ulama-ulama kuno, justru hal yang sebaliknya yang terjadi yaitu :
• banyak bagian qur’an yang telah hilang
• banyak sahabat yang terlupakan ayat-ayat quran


2. QUR’AN SAAT MUHAMMAD MENINGGAL
2.1. QUR’AN BELUM DIKUMPULKAN.

Laporan sumber-sumer tradisi Islam tentang pengumpulan qur’an menyatakan bahwa qur’an belum dikumpulkan dalam satu mushaf hingga setelah nabi SAW meninggal ditahun 11 H / 632 M.

Sumber :
• Ibn Sa'd, Kitab al Tabaqat al Kabir, vol 3 p 211, 281
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10
• Ibn Babawayh, Kamal ad Din, p 31-32
• Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 147-8
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 262
• Ibn al Hadid, Sharah of Nahj al Balagha. vol 1 p 27
• Ibn Juzayy, al Tashil li ulum al tanzil, vol 1 p 4
• Suyuti, Al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202
• Ibrahim al Harbi, Gharib al hadith, vol 1 p 270

Dikutip dari :
Fath al Bari 13th vol
Ahmad b. Ali b. Muhammad al 'Asqalani, ibn Hajar
Cairo 1939, vol. 9, p.9
[Zaid b. Thabit berkata:] "Nabi wafat dan Qur’an belum dikumpulkan dalam satu tempat "


2.2. QUR’AN SUDAH DIKUMPULKAN

Namun laporan ini ternyata berseberangan dengan beberapa laporan yang mengindikasikan bahwa nabi SAW telah mengumpulkan satu quran selama hidupnya. Kemungkinan terbesar adalah saat tahun-tahun awalnya di Madina.

Sumber :
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235, 237-38, 256, 258
• Suyuti, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 212-13, 216

Bahkan disebutkan nabi SAW sendiri yang memberitahukan tempat penyimpanan qur’an kepada Ali.
Dikutip dari :
Az-Sanjani, Tarikh, p 66
Diriwayatkan bahwa nabi SAW pernah berkata kepada Ali : “Hai Ali, al-Qur’an ada dibelakang tempat tidurku, (tertulis) di atas suhuf, sutera dan kertas. Ambil dan kumpulkanlah. ……… Ali menuju ketempat itu dan membungkus bahan-bahan tersebut dengan kain berwarna kuning

Jika Al-Qur’an yang dikumpulkan sendiri oleh nabi SAW ini memang ada, tampaknya sudah ikut dimusnahkan oleh Usman karena tidak ada catatan ulama kuno mengenai keberadaan Qur’an kumpulan dari nabi SAW ini. Kalau ini yang terjadi sungguh sangat berani Usman.


3. PENCATATAN AL-QUR’AN

Dikisahkan pencatat-pencatat wahyu biasa mencatat dengan cepat ayat-ayat segera setelah nabi SAW menerima wahyu dan mendiktekannya. Yang lain biasa menghafalkannya, dan ada juga yang mencatat di bahan-bahan yang seadanya yang tersedia. Pakar-pakar yang mendukung pandangan bahwa qur’an belum dikumpulkan beralasan karena saat itu nabi SAW masih hidup sehingga selalu ada kemungkinan ayat-ayat tambahan, ayat-ayat yang dihapuskan, penempatan ayat-ayat yang dirubah.

Alasan ini terasa sangat janggal. Al-Qur’an diturunkan dalam unit-unit wahyu yang jumlahnya hanya beberapa ayat setiap turun (ada yang berpendapat setiap turun 5 ayat, 10 ayat dll) dan isinya tentang satu permasalahan tertentu, sehingga :

• Kalau ada penambahan ayat tidaklah mungkin akan ditambahkan diantara satu unit wahyu karena itu akan sangat mengacak kontinuitas pesan dalam 1 unit wahyu tersebut.
• Kalau toh ada ayat yang dibatalkan / dihapuskan tidaklah mungkin akan menghapus misalkan 2 ayat saja dari 1 unit wahyu / pesan yang terdiri dari misalkan 5 ayat karena akan sangat merusak pesan yang akan disampaikan. Namun kalau toh ini terjadi, sebetulnya juga tidak ada masalah karena nabi SAW cukup menyuruh mencoret saja ayat –ayat yang dihapuskan tersebut.
• Kalau toh ada ayat yang dipindah tempat tidaklah mungkin memindah 1 atau 2 ayat saja dari 1 unit wahyu yang berisi pesan tertentu. Tidak masuk akal jika orang membaca 1 kesatuan ayat yang misalkan terdiri dari 5 ayat harus melompat sana melompat sini.

Lagipula penulisan Qur’an kan tidak langsung dijilid rapi seperti buku melainkan 1 unit wahyu ditulis dalam gulungan sendiri-sendiri sehingga jika terjadi revisi dapat dilakukan :
• Jika ada penambahan ayat-ayat, cukup dituliskan dalam gulungan terpisah dan kemudian disisipkan diantara gulungan yang ada ditempat yang ditentukan oleh Allah SWT
• Jika ada 1 unit wahyu ayat yang dibatalkan cukup diambil saja 1 gulungan unit wahyu tersebut dan dimusnahkan
• Jika ada ayat-ayat tertentu saja dalam 1 unit wahyu dibatalkan cukup dicoret saja ayat-ayat yang dibatalkan tersebut, Gulungan tetap diposisikan ditempat semula
• Jika ada 1 unit wahyu yang dipindah tempat tinggal pindahkan saja gulungan yang berisi unit wahyu tersebut ke tempat barunya.

Jadi, sebetulnya Al-Qur'an bisa dibukukan pada saat nabi SAW hidup!

Semua tulisan-tulisan yang ada belum dapat dikatakan mushaf yang lengkap. Banyak orang yang telah menghafalkan sebagian besar qur’an, yang mereka ulang-ulang saat berdoa dan mereka diktekan kepada sahabat-sahabat mereka. Selama nabi masih hidup, tidak diperlukan keberadaan satu kitab.

Sumber :
• Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 154
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235, 262
• Suyutim Al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202
• Ahmad al Naraqi, Manahij al ahkam, p 152


4. PENGUMPULAN PERTAMA
4.1 ALASAN PENGUMPULAN

Namun keadaan ini berubah setelah nabi SAW meninggal ditambah dengan kejadian-kejadian yang menimpa muslim saat itu. Kisah yang terekam dalam laporan adalah sbb :
Dua tahun setelah nabi SAW meninggal, muslim terlibat dalam pertempuran berdarah di Yamama. Banyak penghafal qur’an yang meninggal.

Sumber :
• Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 15, menyatakan kebanyakan penghafal qur’an meninggal selama peperangan. Keseluruhan, sekitar 360 muslim meninggal diantaranya adalah sahabat-sahabat nabi SAW yang terdekat
• Tabari, Tarikh, vol 3 p 296
• Ibn al Jazari, al Nashr, p 7, melaporkan yang tewas adalah 500 orang.
• Ibn Kathir, Tafsir al Quran, vol 7 p 439
• Qurtubi, al Jami li Ahkam al Quran, vol 1 p 50
• Abd al Qahir al Baghdadi, Usul al Din p 283, menyebutkan yang tewas adalah 1200 orang.

Dikutip dari :
Muqadimah Al-Qur’an
Halaman 23

Diantara peperangan-peperangan itu yang terkenal adalah peperangan Yamamah. Tentara Islam yang ikut dalam peperangan ini kebanyakan terdiri dari para sahabat dan para penghafal Al-Qur’an. Dalam peperangan ini telah gugur 70 orang penghafal Al-Qur’an. Bahkan sebelum itu gugur pula hampir sebanyak itu dari penghafal Al-Qur’an di masa nabi pada suatu pertempuran di sumur Ma’unah dekat kota Madinah

Ada beberapa hal yang menarik untuk diperdebatkan :
• Dalam beberapa laporan, disebutkan jumlah penghafal al-Qur’an yang tewas mencapai 500 orang dari keseluruhan korban tewas 1200 orang. Namun jika diteliti dari daftar nama 1200 muslim orang yang meninggal dalam perang ini, ternyata hanya 2 orang yang bisa dikatakan memiliki pengetahuan yang memadai akan al-Qur’an, yaitu Salim ibn Maqil dan Abdullah ibn Hafsh ibn Ganim
• Perang Yamama terjadi di Asia Tengah dan dilakukan oleh kaum muslim yang baru memeluk Islam, apakah mereka dapat telah menghafalkan al-qur’an sedemikian banyak sehingga dikuatirkan sebagian al-qur’an akan lenyap?

Dalam beberapa laporan disebutkan seolah-olah puluhan / ratusan orang telah hafal qur’an dengan lengkap dan sempurna.

Dikutip dari :
Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, halaman70

Kata Ibnu Atsir Al Jazary dlam kitab an Nasyr : Sahabat yang menghafal al Qur’an di masa nabi masih banyak yang hidup. Mereka tidak perlu menulis al Qur’an karena mereka sangat baik hafalannya.
Diantara sahabat yang hafal al Qur’an seluruhnya adalah :
Dari golongan muhajirin :
(1) Abu Bakar, (2) Umar, (3) Usman, (4) Ali bin Abi Thalib, (5) Thalhah, (6) Sa’ad, (7) Hudzaifah, ( Salim (meninggal di Yamama), (9) Abu Huraira, (10) Ibn Masud, (11) Abdullah ibn Umar, (12) Abdullah ibn Abbas, (13) Amar ibn Ash, (14) Abdullah ibn Amar ibn Ash, (15) Muawiyah, (16) Ibnu Zubair, (17) Aisha, (1 Hafsa, (19) Ummu Salamah

Dari golongan Anshar :
(20) Ubay bin Ka’b, (21) Muadz bin Jabal, (22) Zaid bin Tsabit, (23) Abu Darda, (24) Abu Zaid, (25) Haritsah, (26) Anas ibn Malik.

Selain itu terdapat pula beberapa shahaby, yaitu :
(27) Ubadah ibn Shamit, (2 Fudalah bin Ubaid, (29) Maslamah bin Khalid, (30) Qais Abu Shashah, (31) Tamim Ad Dhary, (32) Uqbah bin Amir, (33) Salamah bin Makhlad, (34) Abu Musa al Asyhari

Jadi dari 34 nama yang dituliskan oleh Atsir bin Jazary, hanya 1 yang meninggal yaitu Salim. Jadi toh sebetulnya masih ada 33 orang yang diklaim hafal seluruh al-Qur’an. Kenapa khalifah Abu Bakar, atau Umar harus merasa khawatir hilangnya al-Qur’an jika mereka berdua saja dan 31 orang lainnya masih hafal seluruh al Qur’an?

Atau memang laporan bahwa begitu banyak orang yang hafal quran adalah satu hal yang dilebih-lebihkan?

Jika perang Yamamah terjadi sekitar tahun 11/12 H, berikut diinformasikan tahun meninggal beberapa sahabat yang diklaim hafal seluruh Al-Qur’an.
1. Abu Bakar : 13 H
2. Umar bin Khattab : 23 H
3. Usman bin Affan : 35 H
4. Ali bin abi Thalib : 40 H
5. Muawiyah : 60 H
6. Abdullah bin Umar (putra Umar) : masih hidup saat pembunuhan Usman (35 H)
7. Thalhah : meninggal dalam perang Jamal (36 H)
8. Zubair : meninggal dalam perang Jamal (36 H)
9. Hudzaifah : masih hidup saat penaklukan Irak (14 H)
10. Abu Huraira : meninggal 59 H
11. Ibn Mas’ud : meninggal 33 H
12. Ubay bin Kaab : meninggal 19 H / 22 H
13. Abdullah ibn Abbas : meninggal 68 H
14. Abu Musa : meninggal 42 H

Sumber :
1 – 5 : Sejarah Islam, Ahmad Al-Usairy
6 - 9 : Sejarah Islam, Rasul Ja’farian, 324, 325, 133
10 : Dictionary of Islam, Thomas P Hughes
11 – 14 : Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an, Taufik Adnan Amal, 169, 161, 182, 180

Terlihat bahwa begitu banyak “penghafal Al-Qur’an” yang masih hidup bertahun-tahun setelah perang Yamamah. Jadi alasan pengumpulan pertama sungguh patut diragukan keabsahannya dan kebenaran apakah memang ada pengumpulan pertama tersebut.


3.2. BERAGAM VERSI PENGUMPULAN

Tentang siapa yang mempunyai ide pengumpulan pertama ini dan pelaksananya juga ada beberapa laporan yang berbeda-beda.

1). Versi Pertama :
Ide pengumpulan berasal dari Umar
Versi ini yang paling umum diterima dimana menyebutkan bahwa ide pengumpulan adalah berasal dari Umar yang dia sampaikan kepada Abu Bakar.

Dikutip dari :
Bukhari, Volume 006, Buku 061, Hadis nomor 509
Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata : Abu Bakar memberitahukan kepadaku tentang orang yang gugur dalam pertempuran Yamamah, sementara Umar berada disisinya. Abu Bakar berkata : “Umar telah datang kepadaku menceritakan bahwa peperangan Yamamah telah mengakibatkan gugurnya banyak penghafal Al-Qur’an, dan Umar khawatir akan berguguran pula para penghafal lainnya dalam peperangan-peperangan lain sehingga mungkin banyak bagian Al-Qur’an akan hilang. Umar minta agar aku memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Lalu aku katakan kepada Umar : Bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah

2). Versi Kedua
Ide berasal dari Abu Bakar.
Khawatir jika sebagian besar qur’an lenyap bersamaan dengan meninggalnya penghafal, Abu Bakar, khalifah pertama memerintahkan pengumpulan qur’an. Sahabat-sahabat nabi dan penghafal qur’an diminta untuk datang dan menginformasikan apa yang mereka ketahui baik bahan tertulis maupun hafalan. Abu Bakar memerintahkan Umar bin Khattab dan Zaid bin Tsabit untuk duduk dimuka pintu masuk masjid di Medina dan menuliskan setiap ayat atau bagian qur’an dimana setidaknya dikuatkan oleh kesaksikan 2 orang. Dalam satu kasus khusus, kesaksian 1 orang dianggap cukup yaitu dalam kasus 2 ayat terakhir dari surah 9 dimana hanya ditemukan pada Abu Khuzaima.

Sumber :
• Bukhari, Sahih, vol 3 p 392-93
• Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 346-47
• Abu Bakr al Marwazi, Musnad Abi Bakr al Siddiq, p 97-99, 102-4
• Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 6-7, 9, 20
• Ibn al Nadim, Fihrist, p 27
• al Khatib al Baghdadi, Mudih awham al jam wa l tafrig, vol 1 p 276
• Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 149-50

3) Versi Ketiga :
Pengumpulan dilakukan oleh Ali
Ada juga banyak laporan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Ali bersumpah untuk tidak keluar dari rumah hingga berhasil mengumpulkan seluruh qur’an dalam satu mushaf. Ali bahkan tidak hadir saat pelantikan Abu Bakar sebagai khalifah pengganti kepemimpinan nabi SAW.

Ikrima melaporkan bahwa Ali bin Abi Thalib tinggal di rumahnya hingga setelah selesai pelantikan Abu Bakar. Dikabarkan bahwa Ali tidak senang dengan terpilihnya Abu Bakar. Maka Abu Bakar kemudian menemui Ali dan berkata, “Apakah engkau tidak senang dengan pelantikanku?” Ali menjawab, Tidak, demi Tuhan!” Abu Bakar bertanya kembali, “Kalau begitu apa yang menyebabkan engkau tidak hadir dalam pelantikanku?” Ali menjawab, “Aku melihat bahwa Al-qur’an telah ditambahkan, sehingga aku bernasar : “Aku tidak akan menggunakan jubahku kecuali untuk sembahyang, hingga aku bisa mengumpulkan Al-Qur’an.” Abu Bakar berkata, “Itu adalah hal yang sangat mulia.”

Sumber :
• Ibn Sa’d, Kitab al Tabaqat al Kabir, vol 2 p 338
• Ibn Abi Shayba, vol 6 p 148
• Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
• Ibn Abu Dawud, Kitab al Masahif, p 10
• Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
• Abu Hilal al Askari, vol 1 p 219-20
• Abu Buaym, vol 1 p 67
• Ibn Abd al Barr, al Istiab, p 333-34
• Ibn Juzay, vol 1 p 4
• Ibn Abi al Hadid, vol 1 p 27
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204, 248
• Kulayni, al Kafi, vol 8 p 18

Setelah berhasil menyusun mushafnya, Ali menunjukkannya kepada sahabat-sahabat nabi, namun mereka menolaknya sehingga Ali harus membawanya pulang kembali.
Sumber :
• Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 72, 108
• Basair al Darajat, p 193
• Kulayni, al Kafi, vol 2 p 633
• Abu Mansur al Tabrisi, vol 1 p 107, 255-28
• Ibn Shahrashub, Manaqib Al Abi Talib, vol 2 p 42
• Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135-6

Variasi cerita beragam, berikut diberikan lagi dari sumber syiah.
Dikutip dari :
Syi'ah dan Al Qur'an
Dr. Ihsan Ilahi Zhahier
http://media.isnet.org/islam/Etc/SQ1.html

Dalam riwayat yang dikemukakannya itu seorang ahli hadist Syi'ah mengatakan, bahwa menurut riwayat dari Abu Dzar Al-Ghifariy, ketika Rasul Allah s.a.w. wafat, Ali (bin Abi Thalib) mengumpulkan ayat-ayat suci Al-Qur'an kemudian diberikan kepada kaum Muhajirin dan Anshar, sebagaimana yang telah diwasiatkan kepadanya oleh Rasul Allah s.a.w. Ketika Al Qur'an yang dihimpun oleh Ali itu dibuka oleh Abu Bakar, pada halaman pertama ia menemukan ayat-ayat yang mengungkapkan keburukan golongannya. Melihat hal itu Umar naik pitam lalu berkata kepada Ali, "Hai Ali, ambillah Qur'an itu, kami tidak membutuhkannya!" Himpunan ayat-ayat itu lalu diambil kembali oleh Ali, kemudian ia pergi. Umar memanggil Zaid bin Tsabit, seorang penghafal Al-Qur'an. Kepadanya Umar berkata, "Ali datang kepadaku membawa Al Qur'an, di dalamnya terdapat ayat-ayat yang menjelek-jelekkan kaum Muhajirin dan Anshar. Kami berpendapat lebih baik kita menghimpun Al Qur'an dan menghilangkan ayat-ayat yang menjelek-jelekan kaum Muhajirin dan Anshar." Beberapa hari kemudian Zaid datang membawa Al-Qur'an yang dikarang atas permintaan Umar. Ia berkata kepada Umar, "Jika kita telah selesai membuat Al Qur'an yang anda minta, kemudian Ali memperlihatkan Al Qur'an yang dihimpunnya sendiri, apakah semua yang telah anda kerjakan itu tidak akan sia-sia?" Umar berkata, "Lantas bagaimanakah cara untuk mengatasinya?" Zaid menjawab, "Tidak ada jalan lain kecuali kita harus membunuhnya agar kita dapat beristirahat dari gangguannya!". Umar lalu merencanakan pembunuhan Ali dengan menggunakan tangan Khalid bin Al Walid, tetapi gagal.

4. Versi Keempat :
Pengumpul pertama adalah Salim
Laporan lainnya menyatakan bahwa orang pertama yang mengumpulkan Qur’an adalah Salim, salah satu pelanggan Abu Hudayfa. Dilaporkan bahwa setelah nabi SAW meninggal, Salim bersumpah untuk tidak menggunakan jubahnya hingga berhasil mengumpulkan Qur’an dalam satu mushaf. Kisah ini sangat mirip dengan kisah Ali diatas, hanya beda subyeknya saja. Salim kemudian meninggal di pertempuran Yamama.

Sumber :
Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 205,
mengutip dari Ibn Ashta Kitab al Masahif

5) Versi Kelima :
Murni oleh Umar - diselesaikan oleh Umar
Laporan bersumber dari Noeldeke, Geschichte, halaman 17 yang mengutip dari Yaqubi, Kitab al Tarikh.
Laporan menyatakan bahwa Karena Abu Bakar menolak mengumpulkan Al-Qur’an dengan alasan nabi tidak pernah melakukannya, maka Umar mengambil inisiatif sendiri untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan menuliskannya sendiri. Kemudian Umar memerintahkan 25 orang Quraish dan 50 orang Anshar untuk menyalinnya dan mengajukannya kepada Said ibn al Ash.
Jadi disini tidak ada peran Usman dan Zaid bin Tsabit sama sekali.

6) Versi Keenam :
Ide oleh Umar - Penyelesaian oleh Usman
Akibatnya muncullah laporan lain untuk menyelaraskan pertentangan ini dengan menyebutkan bahwa pengumpulan dilakukan oleh khalifah Umar, namun beliau meninggal sebelum pengumpulan selesai. Tugas ini kemudian dilanjutkan oleh Usman yang berhasil mengumpulkan quran yang resmi dalam satu mushaf.

Dikutip dari :
Abu Hilal al Askari, vol 1 p 219
Umar ibn Khattab memutuskan mengumpulkan Al-Qur’an. Ia berdiri ditengah manusia dan berkata : “Barang siapa yang menerima bagian Al-Qur’an apapun langsung dari Rasulullah, bawalah kepada kami.” Mereka telah menulis yang mereka dengar (dari Rasulullah) di atas lembaran-lembaran, luh-luh dan pelepah-pelepah kurma. Umar tidak menerima sesuatupun dari seseorang hingga dua orang menyaksikan (kebenarannya). Tetapi ia terbunuh ketika tengah melakukan pengumpulannya. Usman bin Affan bangkit (melanjutkannya) dan berkata : “Barang siapa memiliki sesuatu dari Kitab Allah, bawalah kepada kami ..........

7). Versi Ketujuh :
Ide pengumpulan oleh Usman
Namun, beberapa laporan menolak pendapat bahwa telah ada perintah resmi pengumpulan quran sebelum masa khalifah Usman. Pengumpulan dilakukan oleh khalifah Usman. Jadi dalam hal ini sama sekali tidak ada peran dari Abu Bakar dan Umar dalam proses pengumpulan Al-qur’an

Sumber :
• Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 170
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 241

Laporan ini diperkuat dengan beberapa kesaksian dari komunitas muslim awal.

Sumber :
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 235
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol1 p 211
• Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 243-46

Jadi setidaknya ada 7 versi pengumpulan pertama Al-Qur’an dan ke 4 khalifah pertama (Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan dan Ali) semuanya mendapat bagian untuk diceritakan sebagai pengumpul Al-Qur’an yang pertama.

3.3 NASIB MUSHAF PERTAMA

Menurut versi mayoritas yaitu versi pertama, semua bahan-bahan yang diperoleh Zaid bin Tsabit kemudian dituliskan dalam lembaran kertas atau perkamen namun belum dikumpulkan dalam satu mushaf dan disimpan oleh Abu Bakar.
Sumber :
• Yaqubi, Kitab al Tarikh, vol 2 p 135
• Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 p 185, 207, 208

Kemudian, lembaran-lembaran qur’an ini tidak dipublikasikan kepada umum. Sebagian muslim tetap memiliki qur’an dalam bentuk yang tercerai-berai. Lembaran-lembaran ini tetap dalam pemilikan Abu Bakar dan kemudian Umar. Setelah Umar meninggal suhuf kemudian disimpan oleh Hafsa (putri Umar).

Dikutip dari :
Muqadimah Al-Qur’an, halaman 24

Dengan demikian Al-Qur’an dan seluruhnya telah ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran dan diikatnya dengan benang, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, kemudian diserahkan kepada Abu Bakar. Mushaf ini tetap ditangan Abu Bakar sampai ia meninggal, kemudian dipindahkan ke rumah Umar bin Khattab dan tetap ada di sana selama masa pemerintahannya. Sesudah beliau wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, puteri Umar, istri Rasulullah sampai masa pengumpulan dan penyusunan Al-qur’an di masa khalifah Umar.

Namun ironisnya, mushaf “asli” yang menjadi dasar penyusunan mushaf Usman inipun pada akhirnya dimusnahkan oleh Marwan bin Al-Hakam.
Dikutip dari :
Studi Ulumul Qur'an, Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah
Pustaka Setia, Juni 2003, halaman 40

Sepulangnya dari mengiring jenasah Hafsa, Marwan ibn Al-Hakam mengirim surat kepada saudara Hafsah, Abdulah ibn Umar, untuk mengirimkan mushaf-mushaf itu kepada Marwan dan menyuruhnya untuk merobek-robek mushaf tersebut......... Dia berkata, "Saya lakukan hal ini karena khawatir, ketika zaman berlalu atau dikemudian hari, manusia akan meragukan keadaan ini."

Catatan tambahan tentang mushaf Abu Bakar :

1). Kenapa mushaf ini akhirnya HANYA DISIMPAN ABU BAKAR, UMAR dan HAFSAH putri Umar dan TIDAK DIPUBLIKASIKAN sama sekali padahal Abu Bakar dan Umar adalah pemimpin Islam saat itu?

2). Kenapa mushaf tidak disebarluaskan untuk membantu lebih banyak lagi muslim yang akan menghafal al-qur’an, bukankah motif pengumpulannya karena mengingat kekuatiran akan berkurangnya penghafal qur’an dan hilangnya banyak bagian al-qur’an akibat peperangan?

3). Kenapa mushaf ini pada akhirnya harus dimusnahkan juga kalau Zaid bin Tsabit hanya sekedar mengcopynya? Jawaban yang masuk akal adalah :
a) Mushaf Hafsah tidaklah sempurna, ini berarti mitos hafalan sempurna tidaklah benar dan sekedar klaim bohong.
b) Zaid bin Tsabit telah melakukan perubahan dalam mushaf yang disusunnya diera Usman


3.4 VALIDITAS PENGUMPULAN PERTAMA

Keabsahan cerita-cerita pengumpulan pertama oleh Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit memang sangat meragukan. Cerita tentang keterlibatan mereka dalam pengumpulan Qur’an tidak pernah muncul dalam tulisan sebelum sekitar tahun 850 an M (sekitar 220 tahun setelah nabi SAW meninggal).

Sebagai contoh, cerita keterlibatan mereka tidak ada dalam :
1). kitab Tabaqat karya Ibn Sa’d (meninggal 845 M) dalam bagian yang membahas tentang Abu Bakar, Umar dan Zaid. Mustahil jika Ibn Sa’d tidak menuliskan keterlibatan mereka dalam pengumpulan jika hal itu memang terjadi.
2). kitab Musnad Ahmad bin Hanbal (meninggal 855 M) yang telah mengumpulkan begitu banyak laporan tentang jasa-jasa para sahabat nabi.

Jadi laporan dari Ibn Asakir dan Zarkasyi tentang tidak adanya usaha pengumpulan sebelum Usman tampaknya sangat masuk akal. Kisah-kisah pengumpulan oleh Abu Bakar dan Umar tampaknya diciptakan kemudian dengan tujuan :
1). untuk memberikan legitimasi tambahan bagi mushaf Usman
2). untuk memberikan kesan bahwa Al-Qur’an sudah dikumpulkan dengan sempurna segera setelah Muhammad SAW meninggal.


4. PENGUMPULAN KEDUA
4.1 KISAH PENGUMPULAN

Kisah pengumpulan kedua ini umumnya diterima secara mayoritas. Kisahnya adalah sebagai berikut.
Dikutip dari :
Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 510 :
Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
Hudhaifa bin Al-Yaman menghadap Usman. Ia tengah memimpin penduduk Siria dan Irak dalam suatu ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan. Hudhaifa merasa cemas oleh pertengkaran mereka (penduduk Siria dan Irak) tentang bacaan Al-qur’an. Maka berkatalah Hudhaifa kepada Usman : “Wahai Amir Al-Mu’minin, selamatkanlah umat ini sebelum mereka bertikai tentang Kitab (Allah), sebagaimana yang telah terjadi pada umat Yahudi dan Nasrani pada masa lalu.” Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsa dengan pesan : “Kirimkanlah kepada kami shuhuf yang ada ditanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan dikembalikan kepadamu.” Hafsah mengirim shuhufnya kepada Usman. Usman kemudian memerintahkan Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham untuk menulis ulang manuskrip dengan sempurna. Usman berkata kepada ketiga orang Quraish, “Jika kamu berbeda pendapat dengan Zaid bin Thabit, maka tulislah dalam dialek Quraish karena Qur’an diturunkan dalam dialek tersebut. Mereka melakukannya dan kemudian membuat beberapa copy. Usman mengembalikan mushaf asli kepada Hafsah. Mushaf-mushaf salinan yang ada kemudian dikirim Usman ke setiap provinsi dengan perintah agar seluruh rekaman tertulis al Qur'an yang ada - baik dalam bentuk fragmen atau kodeks - dibakar habis. Zaid bin Thabit berkata, “Satu ayat dari sura Ahzab hilang olehku saat kami mengcopy Qur’an dan aku biasa mendengar Rasulullah membacanya. Maka kami mencari ayat tersebut dan menemukannya pada Khuzaimah bin Thabit Al ansari. Ayat tersebut adalah : “Diantara orang-orang mumin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. (33 : 23)

Jadi Usman saat menjabat khalifah meminjam suhuf dari Hafsa dan kemudian menyalinnya dan menjilid dalam satu buku qur’an. Usman membuat beberapa copy dan dikirim ke beberapa daerah Islam dan kemudian memerintahkan pembakaran semua salinan qur’an yang lainnya dimanapun ditemukan.
Sumber :
• Bukhari, vol 3 p 393-94,
• Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 347-8
• Abu Bakr al Marwazi, Musnad Abu Bakr al Siddiq, p 99-101
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 18-21
• Bayhaqi, Dalail al Nubuwwa, vol 7 p 15051
• Abu Hilal Askari, Kitab al Awail, vol 1 p 218

Tindakan Usman membakar salinan Al-Qur'an ini tidaklah disetujui secara aklamasi oleh komnitas muslim awal.
Berikut diberikan kutipan dari Abi Dawud.
Sumber :
Abi Dawud Kitab al-Masahif; dan al-Tabari, buku 1, chpt. 6, no. 2952 :
Proses pembakaran terhadap salinan Qur’an yang ditulis oleh para saksi mata oleh Usman ini tidaklah disetujui oleh komunitas muslim secara umum. Mereka menyatakan bahwa Usman telah memusnahkan kitab Allah karena sesungguhnya qur’an adalah dalam banyak bentuk, dan Usman telah memusnahkan semuanya kecuali satu.


4.2 VALIDITAS TIM PENGUMPUL
Kontrakdiksi muncul dari nama-nama tim penyusun karena ada beberapa laporan yang berbeda.

1). Versi Pertama
Dengan mendasarkan dari sahih Bukhari diatas berarti ada 4 orang yaitu : Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Said bin Al-As dan 'AbdurRahman bin Harith bin Hisham

2). Versi Kedua
Noeldeke dalam bukunya Geschichte, halaman 50 menuliskan ada 5 orang : Zaid bin Thabit, 'Abdullah bin AzZubair, Abdullah ibn Amr ibn al-Ash, Abdullah ibn Absas dan AbdurRahman bin Harith bin Hisham

3). Versi Ketiga
Menurut Ibn Abi Dawud dalam Kitab Mashahif halaman 22 – 25 ternyata hanya mencatat 2 nama saja yaitu : Zaid bin Thabit dan Said bin Al-Ash

4). Versi Keempat
Menurut Thabari dalam kitab Tafsirnya halaman 20 menuliskan 2 nama : Zaid bin Thabit dan Aban ibn Said ibn al Ash.

5). Versi Kelima
Menurut Ibn Abi Dawud dalam kitab Mashahif halaman 25 mencatat pendapat lain lagi dimana penyusunnya adalah Ubay bin Ka’ab yang memimpin 12 orang. Namun pendapat ini tampaknya tidak benar karena Ubay bin Kaab diperkirakan telah meninggal sekitar 22 H.


4.3 VALIDITAS SUMBER YANG DIGUNAKAN
Kontradiksi ternyata juga muncul pada sumber yang digunakan untuk menyalin Al-Qur’an.

1. Versi Pertama :
Sumber mushaf Hafsa
Pendapat mayoritas menyebutkan sumber adalah dari mushaf Hafsa sebagaimana laporan berikut :
Sahih Bukhari Volume 6, Buku 61, Nomor 510 :
Dikisahkan oleh Anas bin Malik:
……. Kemudian Usman mengirim utusan kepada Hafsa dengan pesan : “Kirimkanlah kepada kami shuhuf yang ada ditanganmu, sehingga bisa diperbanyak serta disalin ke dalam mushaf-mushaf, dan setelah itu akan dikembalikan kepadamu.” Hafsah mengirim shuhufnya kepada Usman ……...

2). Versi Kedua :
Sumber muhaf Ubay bin Ka’ab
Pendapat minoritas menyebutkan bahwa Al-Qur’an dikumpulkan dari mushaf Ubay bin Kaab
Sumber :
Ibn Abi Dawud, Kitab Mashahif, p. 30

3). Versi Ketiga :
Sumber mushaf Aisha
Pendapat minoritas yang merupakan variasi dari versi Umar – Usman (versi ke 4) menyebutkan bahwa Al-Qur’an disalin dari mushaf Aisha menurut laporan dari Abdullah ibn Zubayr.
Dikutip dari :
Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an
Taufik Adnan Amal
Halaman 198

Dikisahkan ada seseorang yang datang kepada Umar dan melaporkan pertikaian umat Islam tentang Al-Qur’an. Karena itu Umar memutuskan untuk mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu bacaan ….. namun Umar terbunuh ….. Orang yang sama kemudian menghadap Usman ...... Usman memerintahkan Abdullah ibn Zubayr untuk meminjam mushaf Aisha Setelah diteliti dan dilakukan perbaikan, Usmanlalu merobek-robek lembaran lainnya


4.4. VALIDITAS PERAN ZAID BIN TSABIT

Kontradiksi tidak berhenti pada siapa yang memiliki gagasan pengumpulan tersebut. Bahkan lebih jauh lagi, kontradiksi juga terjadi pada peran Zaid b. Tsabit dalam proses pengumpulan ini. Ada 3 versi yang berbeda-beda

1). Versi Pertama
Mengisahkan bahwa pengumpulan dilakuan oleh Zaid bin Tsabit 2 kali, sekali dibawah Abu Bakar, sekali dibawah Usman
Sumber :
• Bukhari, vol 3 p 393-94
• Tirmidhi, Sunan, vol 4 p 348
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 31
• Ibn Asakir, Biography of Uthman, p 234-36)

2). Versi Kedua :
Tidak menuliskan keterlibatan Zaid sama sekali, pengumpulan justru dilakukan oleh Ubay bin Kaab.
Sumber :
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10-11

Versinya adalah pada saat pengumpulan dilakukan oleh Abu Bakar, tim penyusun Al-Qur’an dipimpin oleh Ubay bin Kaab yang mendiktekan ayat-ayat kepada tim penyalin. Ketika mencapai pada ayat 9 : 127, beberapa diantara tim penyalin memandang bahwa ayat ini adalah yang terakhir kali diwahyukan nabi SAW. Tetapi, Ubay menunjukkan bahwa nabi telah mengajarkannya 2 ayat lagi (9 : 128 dan 129) yang merupakan bagian terakhir dari wahyu.

3). Versi Ketiga :
Dua laporan lainnya bahkan menyebutkan Zaid bin Tsabit telah mengumpulkan qur’an bahkan saat nabi masih hidup, dalam bentuk fragmen-fragmen yang ditulis dibahan-bahan primitif.
Sumber :
• Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 390
• Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 229, 611

Namun versi ketiga ini jelas betabrakan dengan laporan yang dikutip oleh Suyuthi yang menyatakan saat nabi meninggal qur’an belum dikumpulkan
Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 202


5. CACAT DALAM PENGUMPULAN

Namun dalam proses pengumpulan oleh Usman ternyata tidak sesempurna yang dibayangkan. Beberapa karya-karya klasik ulama dan pakar muslim melaporkan bahwa beberapa wahyu ternyata telah hilang sebelum pengumpulan oleh Abu Bakar.

5.1 LAPORAN UMAR
Dilaporkan, sebagai contoh, Umar mencari ayat tertentu yang hanya diingatnya samar-samar. Namun dengan menyesal akhirnya Umar menemukan bahwa orang yang menghafal ayat tersebut telah terbunuh dalam perang Yamama sehingga ayat tersebut hilang selamanya. Ia mengekspresikan rasa kehilangannya dengan mengucapkan inna li-llahi wa inna ilayhi raji un, lalu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur’an, sehingga Umar adalah orang yang pertama yang mengumpulkan Al-Qur’an kedalam mushaf.

Sumber :
• Ibn Abi Dawud, Kitab al Masahif, p 10
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 204

Umar juga mengingat keberadaan ayat lain yang dikeluarkan dari Qur’an

Sumber :
• Mabani, p 99
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
• Ibn Abi Shayba, vol 14 p 564, ekspresi yang digunakan adalah Faqadnah, artinya “kita kehilangan ayat tersebut”)

Atau mungkin hilang, termasuk didalamnya adalah ayat tentang kewajiban terhadap orang tua

Sumber :
• Abd al Razzaq, vol 9 p 50
• Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
• Ibn Abi Shayba, vol 7 p 431
• Bukhari, vol 4 p 306
• Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 39 (mengacu pada Abu Bakar)

Dan ayat tentang jihad
Sumber :
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 403
• Mabani, p 99
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84

Menurut laporan Suyuthi dalam Al-Itqan dikisahkan bahwa Umar bertanya kepada Abdulah Rahman bin Auf apakah mengingat ayat berikut :
Berjuanglah seperti kalian berjuang untuk pertama kalinya.

Klaim Umar terutama tentang ayat pertama (kewajiban terhadap orang tua) diperkuat oleh tiga orang lainnya yang memiliki otoritas dalam qur’an yaitu Zayd b. Thabit, 'Abd Allah b. 'Abbas, dan Ubayy b. Ka'b.

Sumber :
• Abd al Razzaq, vol 9 p 52
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84

Contoh laporan lainnya dalam Suyuthi - Al Itqan adalah :
Al Tabrani melaporkan bahwa Umar bin Khattab berkata, “Al-Qur’an itu terdiri dari 1.027.000 kata.”

Sementara Al-Qur’an yang ada sekarang hanya tinggal sekitar 1/3 nya.


5.2 AYAT RAJAM
Umar juga mengingat keberadaan ayat rajam sebagai hukuman bagi pezinah.

Sumber :
• Malik b. Anas, Muwatta, vol 2 p 824
• Ahmad b. Hanbal, vol 1 p 47, 55
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 398, 455
• Bukhari, vol 4 p 305
• Muslim, Sahih, vol 2 p 1317
• Ibn Maja, Sunan, vol 2 p 853
• Tirmidhi, Sunan, vol 2 p 442-3
• Abu Dawud, Sunan, vol 4 p 145
• Ibn Qutayba, Tawil mukhtalif al hadith, p 313
• Ibn Salama, al Nasikh wal Mansukh, p 22
• Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211, 213

Dikutip dari :
Bukhari: vol. 8, hadis 817, halaman 539-540; buku 82

…….. , dan diantara yang dinyatakan Allah adalah ayat-ayat tentang Rajam, dan kami telah menghafalkan dan mengerti ayat-ayat tersebut. Rasul Allah melakukan hukuman ini begitu juga kami. Saya khawatir bahwa setelah waktu lama berlalu, seseorang akan berkata, Demi Allah, kami tidak menemukan ayat-ayat Rajam dalam buku Allah”. …

Tetapi Umar tidak dapat meyakinkan sahabat-sahabatnya untuk memasukkan ayat rajam kedalam qur’an sebab tidak ada yang menyokong pendapatnya sehingga persyaratan minimal kesaksian 2 orang tidak terpenuhi.

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 206

Namun, beberapa sahabat nabi kemudian mengingat keberadaan ayat rajam tersebut termasuk Aisha

Sumber :
• Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 183 (mengutip Zayd b. Thabit dan Said al-As Abd al Razzaq
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82, 86
• Suyuthi, al Durr al Manthur, vol 5 p 180 (mengutip Ubayy b. Ka'b dan
Ikrima)

Menurut laporan Suyuthi dala Al-Itqan, ayat rajam ini dilaporkan ada dalam mushaf Ubay bin Ka’b dan ditempatkan di sura 33.
Bunyi ayat ini adalah :
Apabila seorang laki-laki dewasa dan seorang perempuan dewasa berzina, maka rajamlah keduanya,itulah kepastian hukum dari Tuhan, dan Tuhan maha kuasa lagi bijaksana.


5.3 LAPORAN AISYAH

Aisha melaporkan bahwa bahwa ada satu lembaran yang berisi 2 ayat, termasuk ayat-ayat rajam, ditulis dalam lembaran yang disimpan dibawah tempat tidurnya. Sayang pada waktu pemakaman nabi SAW, seekor binatang memakannya hingga musnah. Disebutkan dalam bahasa Arab “dajin”, yang dapat berarti hewan seperti kambing, domba ataupun unggas.

Sumber :
• Ibrahim b. Ishaq al Harbis, Gharib al hadith menyebutkan “shal” yang berarti domba
• Zamakshari, al Kashaf, vol 3 p 518, footnote
• Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
• Al Fadl b. Shadahn, al Idah, p 211
• Abd al Jalil al Qazwini, p 133

Peristiwa hilangnya ayat-ayat Al-Qur’an akibat dimakan binatang sungguh menggelikan, menyedihkan dan membuktikan bahwa Allah SWT adalah pembohong kelas kakap karena tidak bisa memenuhi apa yang dia janjikan dalam ayat berikut :
QS 15 : 9 :
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya [793].

Peristiwa terjadi saat rumah sedang sibuk dengan pemakaman nabi SAW.

Sumber :
• Ahmad b. Hanbal, vol 4 p 269
• Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 626
• Ibn Qutayba, Tawil, p 310
• Shafi'i, Kitab al Umm, vol 5 p 23, vol 7 p 208

Menurut laporan dari Ibn Maja menceritakan bahwa Aisyah berkata : ayat al-Radha'ah sebanyak 10 kali telah diturunkan oleh Allah SWT dan ditulis dalam mushaf di bawah katilku, tetapi manakala wafat Rasulullah dan kami sibuk dengan pemakamannya maka ayat-ayat tersebut HILANG.

Satu contoh adalah laporan dari Suyuthi dalam Al-Itqan sbb :
Aisyah menyatakan Surah al-Ahzab 33 : 56 pada masa Nabi adalah LEBIH PANJANG yaitu dibaca "Wa'ala al-Ladhina Yusaluna al-Sufuf al-Uwal" selepas "Innalla ha wa Mala'ikatahu Yusalluna 'Ala al-Nabi..." Aisyah berkata,"Yaitu sebelum USMAN MENGUBAH mushaf-mushaf."

Aisha dilaporkan menyatakan bahwa saat nabi SAW hidup, sura 33 (al-Ahzab) adalah 3 kali lebih panjang daripada yang ada dalam mushaf Usman.

Sumber :
• Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434
• Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226

Kutipan dari Suyuthi :
Aisyah berkata, "Surah al-Ahzab dibaca pada zaman Rasulullah SAW SEBANYAK 200 AYAT, tetapi pada masa Usman menulis mushaf surah tersebut TINGGAL 173 AYAT SAJA."

5.4 LAPORAN ANAS BIN MALIK
Anas b. Malik mengingat satu ayat yang turun saat beberapa muslim terbunuh dalam perang, tetapi kemudian hilang

Sumber :
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 399
• Tabari, Jami al Bayan, vol 2 p 479

Ayat yang diingat Anas bin Malik adalah :
Sampaikanlah kepada kaum kami bahwa kami telah bertemu Tuhan kami, dan Dia ridha kepada kami serta kamipun ridha kepadaNya.

5.5 LAPORAN ABDULLAH BIN UMAR
Abdullah ibn Umar menyatakan banyak bagian qur’an yang telah hilang.

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 81-82

Yang dikatakan oleh Abdullah bin Umar adalah :
Sungguh seorang diantara kamu akan berkata, “Saya telah mendapatkan Al-Qur’an yang lengkap.” Dan tidak mengatahui taraf kelengkapannya. Sesungguhnya banyak bagian Al-Qur’an yang telah hilang, dan karena itu seharusnya ia berkata, “Saya telah mendapatkan yang masih ada”


6.6 LAPORAN UBAY BIN KA’AB

Ubay b. Ka’b, sebagai contoh, menuliskan sura 98 berbeda dimana Ubay mengklaim versi dia adalah dia dengar langsung dari nabi SAW.
Menurut Arthur Jefrey dalam Materials , ayat yang dimaksud berbunyi :
Sesunguhnya agama disisi Allah adalah al hanifiyah, bukan Yahudi dan bukan pula Nasrani.
Maka barang siapa yang berbuat baik, tidak akan diingkari jerih payahnya.

Ubay juga berpendapat bahwa sura 33 (al-Ahzab) seharusnya lebih panjang, dimana yang dia yakin ingat adalah ayat-ayat rajam yang tidak tertulis dalam mushaf Usman.

• Ahmad b. HAnbal, vol 5 p 132
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405
• Bayhaqi, al Sunan al Kubra, vol 8 p 211
• Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 415
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 82 (klaim yang sama tentang jumlah ayat sura 33 dan keberadaan ayat-ayat rajam diutarakan oleh Umar dan Ikrima dalam Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180)

Klaim Ubay juga diperkuat oleh Zayd b. Thabit

Sumber :
• Zarkasi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35, dimana ayat dikatakan seharusnya berada di Sura 25 (al Nur)
• Mabani, p 83 dan 86, menyatakan ayat seharusnya berada di Sura al Ahzab

Suyuthi dalam Al Itqan bahkan melaporkan Zaid bin Tsabit mengerti ayat ini.
Zaid ibn Thabit and Sa'id bin al-As sedang menuliskan mushaf dan saat mereka sampai pada ayat ini Zaid berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW berkata : ‘Lelaki dewasa dan perempuan dewasa yang berzinah, rajamlah mereka sebagai hukuman’. Umar kemudian berkata, “Ketika ayat diturunkan aku menemui Rasulullah SAW dan berkata, ‘Akankan aku tulis ayat ini’, tetapi Rasulullah terlihat ragu-ragu.

Dua sura pendek yang dikenal dengan Sural al-Hafd dan Sura al-Khal tercatat dalam mushaf Ubayy

Sumber :
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400-1
• Ibn al Nadim, Fihrist, p 30
• Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 433
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 37
• Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 157
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226, 227

Menurut Arthur Jefrey dalam Materials ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut :
Surat Al Khal :
Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang
1. Ya Allah, kami memohon kepadaMu pertolongan dan ampunan
2. Kami menyanjungMu dan tidak bersikap kafir kepadaMu
3. Kami ungkapkan puja puji kepadaMu dan kami tinggalkan orang-orang yang berlaku curang kepadaMu

Surat Al Hafd :
Dengan nama Allah yang pengasih, yang penyayang
1. Ya Allah, kepadaMu-lah kami menyembah
2. Dan kapadaMu-lah kami bersembahyang serta bersujud
3. Dan kepadaMu-lah kami berjalan bergegas-gegas serta bersegera
4. Dan berharap akan limpahan rahmatMu
5. Dan kami takut akan azabMu
6. Sesungguhnya azabmu menimpa semua orang yang kafir

Kedua sura tersebut tercatat juga dalam mushaf Ibn Abbas dan Abu Musa al Ashari

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 227

Diketahui juga oleh Umar

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226-7

Diketahui juga oleh sahabat-sahabat nabi lainnya.

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 227, vol 3 p 85

Kutipan dari Suyuthi adalah :
Dua surah yang bernama "al-Khal" dan "al-Hafd" telah ditulis dalam mushaf Ubayy bin Ka'b dan mushaf Ibn Abbas, sesungguhnya Ali AS mengajar kedua surah tersebut kepada Abdullah al-Ghafiqi, Umar b. Khatttab dan Abu Musa al-Asy'ari juga membacanya.

5.7 LAPORAN HUDHAYFA
Kesaksian juga diperkuat oleh Hudhayfa b. al-Yaman yang menemukan sekitar 70 ayat tidak tercantum dalam mushaf Usman. Ayat-ayat yang biasa dibacanya saat nabi SAW masih hidup.

Sumber :
• Suyuti, al Durre Manthur, vol 5 p 180, mengutip dari Bukhari, Kitab at Tarikh

Hudhayfa juga meyakini bahwa Sura 9 (al-Bara'a) dalam mushaf Usman hanyalah ¼ dari yang biasa dibacakan saat nabi SAW masih hidup.

Sumber :
• Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 331
• Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 28-29
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84

Kutipan dari al Mustadrak
Menurut Hudhayfa, muslim membaca “hanya seperempat dari Sura al Tawba yang berarti sebagian besar dari ayat-ayatnya telah hilang

Pendapat ini diperkuat oleh ahli hukum terkenal abad 2 H yaitu Malik b. Anas, pendiri sekolah hukum Islam Maliki

Sumber :
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 263
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 226

Dilaporkan juga bahwa Suras 15 (al-Hijr) and 24 (al-Nur) seharusnya lebih panjang dari yang tercantum dalam mushaf Usman.

Sumber :
• Sulaym b. Qays al Hilali, Kitab Sulaymn b. Qays, p 108
• Abu Mansur al Tabrisi, al Intijaj, vol 1 p 222, 286
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 2 p 35

5.8 LAPORAN ABU MUSA
Abu Musa al-Ash'ari mengingat keberadaan 2 sura yang panjang dimana hanya satu ayat dari 2 sura itu yang dia masih ingat. Namun 2 sura itu tidak ada dalam mushaf Usman.

Sumber :
• Muslim, vol 2 p 726
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 405
• Abu Nuaym, Hilyat al Awliya, vol 1 p 257
• Bayhaqi, Dalai, vol 7 p 156
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 83

Satu ayat yang diingat oleh Abu Musa dalam sebuah sura yang panjangnya menyerupai sura musabbihat (sura 57, 59, 61, 62 dan 64) menurut Imam Muslim adalah :
Hai orang-orang beriman, mengapa kalian katakan apa yang tidak kalian lakukan? Maka dituliskan sebuah kesaksian di leher-lehermu dan kalian akan ditanya tentangnya di hari berbangkit.

Satu dari 2 ayat yang dia ingat (Jika anak Adam memiliki 2 timbunan emas, dia akan mencari yang ketiga) juga dikutip oleh sahabat-sahabat nabi SAW yaitu Ubayy. Dalam mushaf Ubay, ayat ini ditempatkan di QS 10 diantara ayat 24 dan 25.

Sumber :
• Ahmad b. Hanbal, vol 5 p 131-32
• Muhasibi, Fahm al Quran an wa manih , p 400-01
• Tirmidhi, Sunan, vol 5 p 370
• Al Hakim al Naysaburi, al Mustadrak, vol 2 p 224

Juga oleh Ibn Masud

Sumber :
• Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 433

5.10 LAPORAN IBN ABBAS
Ibn 'Abbas juga melaporkan adanya ayat tentang anak Adam

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 p 227

Dikutip dari Sahih Muslim no. 2285
Ibn Abbas melaporkan bahwa rasulullah berkata, “Jika anak Adam memiliki timbunan kekayaan, dia akan mencari yang berikutnya, dan dia tidak akan merasa kenyang kecuali dengan debu .....

5.11 LAPORAN MASLAMA
Maslama b. Mukhallad al-Ansari menyebutkan 2 ayat lagi yang tidak terdapat dalam mushaf Usman.

Sumber :
• Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 3 p 84

Ayat yang dimaksud berbunyi :
1. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, maka bergembiralah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang beruntung
2. Dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan membantu serta berperang bersama mereka melawan kaum yang dikutuk Tuhan, maka tak satu jiwapun yang mengetahui apa yang disimpankan untuk mereka dari berbagai hal yang menyenangkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang mereka lakukan.

Dan Aisha melengkapi dengan ayat yang ke 3.

Sumber :
• Abd al Razzaq, vol 7 p 470
• Ibn Maja, Sunan, vol 1 p 625, 626


5.12. LAPORAN IBN MAS’UD
Ibn Mas’ud tidak memasukkan sura 1, 113, dan 114 dalam mushafnya

Sumber :
• Ibn Abi Shayba, vol 6 p 146-47
• Ahmad b. Hanbal, vol 5, p 129-30
• Ibn Qutayba, Tawail mushkil al Quran, p 33-34
• Ibn al Nadim, Fihrist, p 29
• Baqillani, al Intisar, p 184
• Al Raghib al Isfahani, Muhadarat al Udaba, vol 4 p 434
• Zarkashi, al Burhan fi ulum al Quran, vol 1 p 251, vol 2 p 128
• Haytami, Majam al Zawaid, vol 7 p 149-50
• Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 p 224, 226, 270-73

Menurut laporan Suyuthi :
Ibn Mas’ud menolak memasukkan surah 1, 113 dan 114, karena sura-sura tersebut adalah doa-doa dan mantera untuk mengusir setan. Hal ini diperkuat dengan laporan dari al Razi, al Tabari dan Ibn Hajar

Namun ada beberapa kata dan kalimat dalam mushaf Mas’ud yang tidak terdapat dalam mushaf Usman

Sumber :
• Arthur Jeffrey, Materials for the History of the Text of the Quran, the Old Codices, p 20-113

Mas’ud dan beberapa sahabat nabi lainnya juga mencatat beberapa ayat yang berbeda dari mushaf Usman.

Sumber :
• Arthur Jeffrey, Materials for the History of the Text of the Quran, the Old Codices, p 114-238

Tidak mengherankan jika dilaporkan bahwa Ibn Masud menolak Qur’an hasil tulisan Zaid bin Tsabit sebagaimana terekam dalam laporan berikut :
Dikutip dari :
Ibn Sa'd's Kitab al-Tabaqat al-Kabir, vol. 2, p.444

Orang-orang telah berdosa dengan berbohong tentang bacaan Qur’an. Aku memilih untuk membaca Qur’an menurut apa yang aku terima dari Rasulullah daripada menurut apa yang ditulis oleh Zaid bin Tsabit. Demi Allah! Aku telah menghafal lebih dari 70 surah langsung dari mulut Rasulullah disaat Zaid masih anak kecil ......

5.13. LAPORAN USMAN
Namun yang paling ironis adalah kesalahan mushaf ternyata diketahui juga oleh Usman, laporannya adalah sbb :
Biographical Dictionary
Ibn Khallikan, p. 401 :
Abu Amr menyatakan bahwa dia mendengar kisah ini dari Katada as Sadusi :
“Ketika mushaf Usman ditulis dan diserahkan kepada Usman bin Affan, dia berkata, ‘Ada kesalahan-kesalahan bahasa didalam mushaf, tetapi biarkan orang-orang Arab di padang pasir memperbaikinya dengan pengucapan mereka.

5.14. LAPORAN ALI BIN ABI THALIB
Dikutip dari :
Merenungkan Sejarah Alquran
Luthfi Assyaukanie
http://islamlib.com/id/page.php?page=article&id=447

Ibn Mas’ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai bagian dari Alqur’an. Sahabat lain yang menganggap surah “penting” itu bukan bagian dari Alquran adalah Ali bin Abi Thalib yang juga tidak memasukkan surah 13, 34, 66, dan 96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah al-Fatihah merupakan bagian dari Alquran atau ia hanya merupakan “kata pengantar” saja yang esensinya bukanlah bagian dari kitab suci.

5.15. LAPORAN IBN AL-NADIM
Dalam buku Fihrist karya al-Nadim, halaman 79 dituliskan daftar buku-buku kuno yang membahas tentang perbedaan antar manuskrip qur’an kuno sbb :

Buku Tentang Perbedaan Manuskrip (Qur’an) :
1). Perbedaan Antara Manuskrip Penduduk Madina, Kufa dan Basrah menurut al Kisai
2). Kalaf, Buku Tentang Perbedaan Manuskrip
3). Perbedaan antara Penduduk Kufa, Basra dan Siria tentang Manuskrip, karya al Farra
4). Perbedaan Antar Manuskrip, karya al Sijistani
5). Al Mada’ini tentang perbedaan antar manuskrip dan pengumpulan al Qur’an
6). Perbedaan Manuskrip antara Penduduk Syria, Hijaz dan Iraq, karya Ibn Amir al Yashubi
7). Buku karya Muhammad ibn ‘Abd Al-Rahman al-Isbahani tentang perbedaan manuskrip

Dari daftar yang dibuat oleh Ibn Al Nadim sekitar tahun 988 ternyata sudah ada setidaknya 7 buku karya ulama kuno yang membahas tentang perbedaan antar manuskrip qur’an kuno. Perbedaan ini ternyata terjadi setidak-tidaknya antara 4 copy yang dikirim oleh Usman yaitu Medina, Kufa, Basra dan Syria (Damaskus).


6. PENUTUP

Laporan diatas membuktikan betapa catatan sejarah tentang pengumpulan al-qur’an sungguh mengalami variasi dan kontradiksi yang sangat mendasar.

Seorang pakar Al-qur’an di Indonesia yaitu DR. Quraish Shihab dalam pengantarnya untuk buku Rekonstruksi Sejarah Al-Qur'an karya Taufik Adnan Amal, FKBA, 2001, berkata sbb :

halaman xvii
... Artinya, masih diperlukan upaya-upaya serius untuk "mengakhiri" berbagai hal yang menyelimuti sejarah al-qur'an.
.................

Sementara seorang pakar muslim dari Libanon, DR Subhi as Shalih berpendapat :
Membahas Ilmu Ilmu al-Qur'an
DR. Subhi As Shalih
Pustaka Firdaus, April 2001, hal 1 :

.... ada banyak riwayat dan pendapat dalam kitab-kitab sebelumnya yang saling bertentangan .... hal-hal yang kontradiktif tadi merupakan sumber penyakit dan pangkal musibah bagi umat Islam.

Sementara seorang pemikir muda yaitu Sumanto Al-Qurtuby yang juga adalah Direktur Eksekutif ILHAM Institute berpendapat :
Sumber :
Lubang Hitam Agama
Sumanto Al-Qurtuby
Penerbit RumahKata, 2005, halaman 36 – 37

Menyadari realitas sejarah yang demikian, umat Islam bukan melakukan kritik diri sebaliknya membela mati-matian otoritas dan supremasi teks Al-Qur’an seraya menggembar-gemborkan sebagai teks yang otentik, asli, original, made in Tuhan, bukan teks palsu, imitasi seperti Bibel, Injil dan lainnya. Ini adalah bagian dari lelucon yang tidak lucu dari umat Islam yang katanya umat terbaik itu

Padahal teks Al-Qur’an yang sekarang ini tidak lebih adalah HASIL PENULISAN ULANG DI Kairo pada tahun 1923.
Dikutip dari :
Merenungkan Sejarah Alquran
Luthfi Assyaukanie
http://islamlib.com/id/page.php?page=article&id=447

Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah INOVASI yang usianya tak lebih dari 79 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan STANDAR EDISI MESIR PADA TAHUN 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang BERVARIASI.

Senin, 11 April 2011

ARTI PENEBUSAN

Pada saat saya ikut dalam forum debat kristen – islam yang ada di Facebook, banyak sekali pertanyaan yang menyangkut dengan yang namanya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Banyak dari mereka tidak mengetahui arti dari penebusan tersebut. Dan hanya dapat mengumpat dan menghujat Yesus Kristus. Saya sangat kasihan terhadap mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan dan apa yang mereka katakan.
Karena menurut firman Tuhan, apa yang anda katakan dibumi, maka akan tercatat disurga. Jadi berhati-hatilah dalam berucap kata. Semua hujatan yang dilontarkan oleh orang-orang yang tidak mengenal Yesus secara pribadi, akan dipertanggung jawabkan nanti pada masa penghakiman. Tuhan telah berkata. Dan perkataanNya itu Ya dan Amin. Tidak ada kata mudah-mudahan atau insya alloh.
Sekarang saya akan menjelaskan apa itu arti penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus Kristus pada dua ribu tahun yang lalu. Anda mungkin masih berpikir yang anda pegang teguh dengan logika, bahwa Yesus mati karena orang Yahudi dan bukan karena menebus dosa manusia. Dan juga anda mungkin berpikir bahwa iblis pun berperan penting dalam rencana Allah tersebut.
Anda salah kalau berpikir seperti itu. Sebab kedatangan Yesus Kristus telah dinubuatkan oleh kitab Taurat dan para Nabi. Mengapa Tuhan menubuatkan Penebusan dosa oleh Yesus Kristus? Sebab, penebusan dosa itu sangat penting bagi Allah. Bapa, selaku Tuhan semesta alam sangat mengasihi kita. Dia tidak mau manusia terus jatuh, jatuh dan jatuh lagi kedalam dosa. Karena jikalau manusia terus jatuh kedalam dosa tanpa adanya penebusan, maka Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa. Sebab manusia telah kotor oleh dosa yang diturunkan Adam. Tuhan itu suci, dan Dia tidak dapat menyelamatkan manusia yang telah ternoda dengan dosa. Untuk itu Tuhan harus menghapuskan meterai kotor yang ada dalam diri manusia, yakni dosa dengan jalan penebusan. Hanya dengan jalan itu Tuhan dapat berbuat banyak untuk keselamatan manusia. Jika tidak ada penebusan, manusia telah menjadi milik iblis. Itulah sebabnya ketika Yesus datang kedalam dunia, iblis menjadi takut dan gentar. Sebab dengan kedatangan Yesus dalam dunia, maka kuasa iblis terhadap manusia menjadi hilang atau lepas. Iblis sudah tidak berkuasa lagi terhadap diri manusia.
Dibawah ini adalah nubuatan-nubuatan dari kedatangan Kristus dan karya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus Kristus:
1.Kejadian 3:15 berkata bahwa Ia akan lahir dari benih perempuan.
2.Yesaya 7:14; 49:1; Mikha 5:3 menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan lahir dari anak dara.
3.Kejadian 9:18, 27 berkata bahwa Ia akan menjadi keturunan Sem.
4.Kejadian 12:3; 18:18; 22:18 menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan menjadi keturunan Abraham.
5.Kejadian 17:19; 21:12; 26:4 menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan menjadi keturunan Ishak.
6.Kejadian 28:4-14; Bilangan 24:17; Yesaya 49:3 menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan menjadi keturunan Israel, yaitu Yakub.
7.Kejadian 49:9-10; 1 Taw. 5:2; Mikha 5:2 menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan lahir dari suku Yehuda.
8.2 Samuel 7:12-15; 23:1-5, dan banyak sekali ayat-ayat yang lain yang menekankan, menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan lahir dari keluarga Daud.
9.Mikha 5:2 menjelaskan kepada kita bahwa Ia akan lahir di Betlehem, Kota Daud.
10.Banyak sekali ayat-ayat dalam Alkitab yang menjelaskan karakteristik dari kehidupan dan pekerjaan-Nya
11.Yesaya 62:11 dan Zakharia 9:9 menjelaskan pemuliaan-Nya ketika memasuki Yerusalem.
12.Mazmur 41:9 dan Zakharia 11:12-13 menjelaskan bahwa Ia akan dikhianati oleh sahabat dan murid-Nya dengan menjual Dia dengan tiga puluh keping perak.
13.Kejadian 3:15; Mazmur 22:1-21; Yesaya 50:6; 53:1-12; dan Zakharia 13:7 menjelaskan tentang penderitaan-Nya di kayu salib dan kematian-Nya untuk menebus dosa-dosa kita.
14.Mazmur 22:16 dan Zakharia 13:6-7 menjelaskan bahwa tangan dan kaki-Nya dipaku.
15.Mazmur 22:16 dan Yesaya 53:8-12 menjelaskan kematian-Nya di kayu salib.
16.Mazmur 22:18 menjelaskan orang-orang melempar undi untuk jubah-Nya
17.Mazmur 16:10 dan Yesaya 53:9 menjelaskan tentang tubuh-Nya yang dibalsem dan dikuburkan.
18.Mazmur 16:10; 17:15; dan Yunus 1:17 gambaran tentang kebangkitan-Nya pada hari yang ketiga.
19.Mazmur 8:5-6 dan 110:1 menjelaskan kenaikan-Nya ke sorga.

Tidak ada karya terbesar dalam kitab suci yang sedemikian detailnya menjelaskan tentang sosok sesorang yang belum ada didunia ini, selain Tuhan sendiri yang menuliskannya. Alkitab, kitab suci yang sangat bagus dan benar juga sangat mendetail dalam memberikan penjelasan dari nubuat karya penebusan dosa oleh Tuhan. Sangat mendetail, dari karakter, cerita (masa hidupNya), penderitaanNya, sampai Dia naik ke surga. Tidak ada kitab suci yang sama seperti Alkitab. Namun, banyak orang yang menolak Alkitab. Karena apa? Karena mereka tidak mengenal Allah. Mereka membaca Alkitab, hanya mencari kesalahan dari Alkitab. namun mereka tidak dapat menemukan kesalahan dari Alkitab. sebab Alkitab kitab suci dari Allah sendiri. Dia yang menuliskan ayat demi ayat yang dituangkan melalui pena nabi-nabi melalui Roh Kudus.

Dari semua jabaran diatas, kita dapat menemukan bahwa Tuhan sangat mengasihi manusia, sehingga dari kejatuhan Adam kedalam dosa, Tuhan telah mulai merencanakan karya penebusan dosa yang dilakukan oleh diriNya sendiri, dengan menjadi sama seperti manusia dalam diri Yesus Kristus. Dia datang kedalam dunia dalam rupa hamba yang akan melakukan rencana Allah dalam menebus dosa manusia.

Yesus yang adalah Allah, yang kudus dari sorga turun kedunia hanya untuk menyelamatkan manusia. Karena tanpa kehadiranNya maka manusia tidak dapat bertemu dengan Tuhannya. Begini logikanya, Tuhan itu Roh Kudus, Dia maha Kudus dan tidak bercacat cela. Sedangkan manusia adalah mahluk berdosa yang bercacat cela akibat dosa. Yaitu dosa turunan yang disebabkan Adam melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Akibatnya hubungan manusia yang dulunya sangat dekat dengan Allah, telah terputus akibat dosa. Jarak manusia dengan Allah yang dulunya dekat menjadi jauh dan tak terjangkau.

Maka manusia seperti kehilangan pegangan hidupnya. Hidup tanpa arah dan terus berbuat dosa. Manusia tidak dapat menjangkau Tuhan, walaupun mereka menginginkannya. Itulah sebabnya timbul penyembahan-penyembahan berhala pada setiap populasi. Namun, karena Tuhan mengasihi manusia, maka Dia merencanakan Penyelamatan manusia dengan membuat rencana penebusan yang telah di nubuatkannya ketika Adam jatuh dalam dosa. Tuhan memanggil manusia yang benar-benar mancari Dia dengan sungguh-sungguh. Sampai kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Dari keturunan Yakub, lahirlah dua belas suku Israel, Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yusuf, dan Benyamin. Ketika itu lahirlah Musa, dan menubuatkan datangnya seorang Nabi yang persis seperti dia, Ulangan 18:15: Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Kata dari antara saudara-saudaramu, bukan mengartikan bahwa itu dari keturunan Ismael, seperti apa yang dilontarkan oleh umat Muslim. Bila kita telaah baik-baik, Musa sedang berbicara dengan bangsa Israel, maka dia ketika berbicara tentang nubuatan datangnya seorang nabi dari antara saudara-saudaramu itu, berbicara tentang dua belas suku Israel. Kalo mungkin Musa berbicara dengan bangsa Arab, maka itu bisa berarti dari keturunan Ismael. Tetapi ini Musa berbicara dengan bangsa Israel, umat pilihan Tuhan. Jadi jelaslah bahwa Dia berbicara tentang dua belas suku Israel, ketika dia berbicara dalam Ulangan 18:15. Maka hanya Yesuslah yang pantas dijadikan penggenapan nubuat Musa tentang Nabi akan datang, bukan Muhammad. Sebab Yesus lahir dari keturunan Yehuda. Sedang Muhammad dari keturunan Ismael. Jauh sekali dari apa yang Musa katakan.

Dari Musa dan nubuat kitab-kitab nabi lainnya yang telah saya uraikan diatas, membuktikan bahwa kedatangan Yesus Kristus kedalam dunia dan Karya penebusanNya telah dinubuatkan oleh para nabi beribu tahun yang lalu. Tuhan telah melaksanakan rencanaNYa dengan benar ketika Yesus Lahir, Mati dan Bangkit naik ke surga. Karya Penebusan itu merupakan penggenapan dari apa yang telah Tuhan katakan ketika manusia jatuh kedalam dosa. Maka ketika Yesus mati di kayu salib, itu membuktikan bahwa hubungan yang telah jauh dan terputus antara manusia dengan Tuhan, telah disambung kembali oleh Darah Yesus Kristus. Sebab untuk menebus dosa manusia diperlukan Darah suci yang tidak bercacat cela. Tidak ada manusia yang dapat melakukan hal itu, apalagi berani berkorban demi seluruh umat manusia. Karena semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Hanya manusia Ilahi yang dapat melakukan hal itu, karena manusia Ilahi tidak bercacat cela dan kudus. Dialah Yesus kristus.

Tapi banyak manusia yang salah persepsi dengan hal ini. Penebusan Yesus Kristus bukanlah Penebusan dosa yang anda lakukan sekarang ini. Bila anda lakukan dosa sekarang ini dan seterusnya, maka anda akan masuk neraka. Tetapi Penebusan dosa yang dilakukan Yesus Kristus adalah dosa turunan yang dilakukan Adam, ketika Adam masih dalam taman Eden. Jadi dengan kematian Yesus, maka Tuhan sudah layak untuk kita temui dan layak untuk disebut Bapa. Tuhan telah dekat kembali dengan kita manusia. Itulah sebabnya Yesus disebut dengan Imanuel yang artinya Tuhan Beserta dengan Kita.

KESIMPULAN:
Jadi semua tuduhan Umat Muslim tentang umat Kristen boleh berbuat dosa seenaknya aja, karena ada penebusan dosa itu, salah besar. Dosa ya tetap dosa, apabila kita melakukannya, melawan perintah Tuhan. Hanya apabila kita meminta ampun kepada Tuhan dan tidak akan mengulanginya lagi, maka Tuhan akan mengampuni dosa kita. Dan Yesus selalu bersama-sama dengan kita, apabila kita mengundang Dia masuk kedalam hati kita, untuk mendidik dan mengajar kita untuk mengenal Tuhan…

Tuhan Yesus memberkati…

Jumat, 08 April 2011

Misteri Satu Hari yang Hilang

Bapak Harold Hill adalah presiden direktur dari perusahaan Curtis Engine, di Baltimore Maryland. Perusahaan beliau adalah bergerak di bidang pendidikan ke-antariksaan dan percobaan-percobaan yang berhubungan dengan semua masalah tata surya dan alam semesta.

Salah satu penemuan mereka yang dapat saya katakan menakjubkan adalah ketika mereka melakukan percobaan di Green Belt, Maryland. Percobaan mereka adalah men-cek kebenaran perhitungan manusia dalam sistem penanggalan yang dipakai sekarang ini, men-cek keabsahan dari posisi matahari, bulan, dan planet-planet di tata surya untuk jangka waktu 100 dan 1000 tahun ke belakang dari sekarang.

Sebenarnya inti utama dari percobaan mereka adalah agar mengetahui semua pergerakan alam semesta untuk masa yang akan datang, sehingga jika mereka akan mengorbitkan satelit, maka satelit tersebut akan diletakkan / di orbitkan pada posisi yang hampir tidak mungkin bertabrakkan dengan benda asing di alam semesta. Karena mereka berpikir bahwa sebuah satelit yang memakan biaya jutaan dollar Amerika, alangkah sayangnya jika sewaktu-waktu ditabrak misalnya oleh meteor atau komet.

Mereka menjalankan komputer untuk menghitung mundur untuk beberapa abad, tetapi hasil yang didapat adalah komputer selalu berhenti adalah sama, komputer mereka mengalami masalah penghitungan. Perlu anda ketahui, jika komputer tidak dapat melakukan suatu perhitungan, maka hasil yang didapat adalah aksi diamnya komputer, seperti tidak melakukan apa-apa. Mereka lalu memanggil ahli mekanik komputer, karena para ahli ini berpikir bahwa ini adalah kesalahan yang dibuat oleh komputer mereka.

Ketika para teknisi komputer memeriksa mesin komputer tersebut mereka tidak menemukan sedikit kesalahan pun pada mesin tersebut. Tetapi ketika para ilmuwan itu menunjukkan kesalahan yang dibuat oleh komputer,teknisi komputer juga bingung, "Apa masalahnya ya...". Mereka terus mencari kesalahan yang dibuat oleh komputer mereka,akhirnya mereka menemukan sesuatu yang membuat komputer itu tidak bekerja. Mereka menemukan adanya HARI YANG HILANG dalam jangka waktu tertentu. Mengapa bisa demikian? Mereka tidak dapat menemukan jawabannya.

Akhirnya, salah seorang pekerja di perusahaan itu tetapi dari divisi yang berbeda dan seorang Kristen berkata kepada mereka, "Saya ingat ketika saya dulu sekolah minggu, guru sekolah minggu bercerita tentang matahari yang diam tidak bergerak satu hari penuh." Orang-orang di sekitarnya tidak percaya apa yang dikatakan oleh orang Kristen tadi, kata mereka, "tolong buktikan dan tunjukkan kepada kami.". Lalu orang tersebut membuka Alkitab dan menunjukkan pada mereka kitab Yosua.

Alkitab menceritakan ketika pasukan Yosua dikelilingi oleh musuh-musuhnya, ia meminta kepada Tuhan agar tidak terjadi malam. Dan Alkitab mengatakan bahwa matahari, bulan, bintang dan semua tata surya diam tidak bergerak selama satu hari penuh. Setelah pembuktian tersebut, para ilmuwan berkata, "Inilah hari yang hilang itu!" Mereka kemudian melanjutkan penghitungan hari yang hilang itu agar komputer tidak lagi berhenti berproses.

Yosua 10:12-14
Jos 10:12 Lalu berbicaralah Yosua kepada YAHWEH pada hari ketika YAHWEH menyerahkan orang Amori di hadapan bani Israel; dan dia berkata di depan mata orang-orang Israel, “Matahari, diamlah di Gibeon!” Dan, “Bulan diamlah di lembah Ayalon!”
Jos 10:13 Dan diamlah matahari, dan bulan pun diam, sampai bangsa itu selesai membalaskan dendamnya atas musuh-musuhnya. Bukankah hal itu tertulis di dalam Kitab orang jujur? Ya, matahari diam di tengah-tengah langit, dan tidak cepat-cepat terbenam untuk sehari penuh.

Jos 10:14 Dan belum pernah ada hari seperti itu, sebelumnya atau sesudahnya, karena YAHWEH mendengarkan suara seorang manusia. Sebab, YAHWEH telah berperang untuk Israel.

Tetapi setelah program selesai diperbaiki, komputer tersebut tetap mengalami masalah, dan mereka menemukan kembali perhitungan yang baru bahwa hari yang hilang itu adalah 23 jam lebih 20 menit! Tidak 24 Jam / satu hari penuh seperti yang dikatakan dalam Alkitab.

Berselang beberapa jam, pegawai Kristen tadi berkata kembali,"Saya ingat kejadian yang lain dalam Alkitab dimana matahari BERGERAK MUNDUR." Ia membuka kitab II Raja- Raja dimana Yesaya meminta kepada Tuhan agar matahari bergerak mundur sebanyak 10 derajat!

2 Raja-Raja 20:8-11
2Ki 20:8 Dan Hizkia bertanya kepada Yesaya, “Apakah yang akan menjadi tanda bahwa YAHWEH akan menyembuhkan aku dan aku akan pergi ke bait YAHWEH pada hari yang ketiga?”

2Ki 20:9 Lalu Yesaya menjawab, “Ini akan menjadi tanda bagimu dari YAHWEH, bahwa YAHWEH akan melakukan suatu yang telah Dia katakan: Apakah bayang-bayang itu akan maju sepuluh tapak atau mundur sepuluh tapak?”

2Ki 20:10 Hizkia berkata, “Itu perkara mudah bagi bayang-bayang itu untuk memanjang sepuluh tapak. Sebaliknya, biarlah bayang-bayang itu mundur ke belakang sepuluh tapak.”

2Ki 20:11 Dan Nabi Yesaya berseru kepada YAHWEH. Maka Dia membuat bayang-bayang itu mundur sepuluh tapak ke belakang melalui tapak bayang-bayang yang turun pada penunjuk matahari buatan Ahas.

Mereka terperanjat kaget, karena para ilmuwan tersebut tahu persis bahwa 10 derajat dari pergerakan matahari adalah tepat 40 menit! 24 jam permintaan Yosua kepada Tuhan dan 40 menit permintaan Yesaya kepada Tuhan adalah 24 jam dikurangi 40 menit = 23 jam lebih 20 menit. Hampir satu hari penuh alam semesta kehilangan harinya. Tepat seperti apa yang para ilmuwan hitung dengan komputernya.

Oleh WHY WE LEFT

Search Engine

Pengikut

Artikel Populer